Cinta Sintetis: Sentuhan Layar, Jiwa Meronta Asli

Dipublikasikan pada: 05 Aug 2025 - 00:45:07 wib
Dibaca: 144 kali
Jemari menari di atas kaca bening,
Menyusuri wajahmu yang hadir tak berdenting.
Pixel-pixel cinta berpendar di mata,
Sebuah ilusi, hadirkan rasa berbeda.

Kau hadir dalam algoritma kehidupan,
Rumus-rumus cinta, ciptaan zaman.
Senyummu terukir dalam kode biner,
Suaramu tercipta dari data server.

Dulu, cinta adalah tatapan mata,
Bisikan lembut di kala senja.
Kini, cinta adalah notifikasi,
Emoji hati yang bersemi.

Sentuhan layar, pengganti belaian,
Kata-kata virtual, pengganti pelukan.
Janji-janji manis terucap di dunia maya,
Namun jiwa meronta, mencari cinta yang nyata.

Di balik kilau layar, hati menjerit pilu,
Merindukan hangatnya sentuhan ibu.
Kasih yang tulus, tanpa filter dan efek,
Bukan sekadar angka, bukan sekadar proyek.

Aku terperangkap dalam labirin digital,
Terombang-ambing di lautan virtual.
Kau begitu dekat, namun tak tersentuh,
Cinta sintetis, menyayat kalbu rapuh.

Kucoba meraihmu, namun hanya bayangan,
Sebuah refleksi dari kesepian.
Kau adalah mimpi yang diprogram sempurna,
Namun tak mampu mengisi kekosongan jiwa.

Aku rindu aroma tanah basah setelah hujan,
Rindu dekap hangat di bawah rembulan.
Bukan notifikasi cinta yang berdering,
Melainkan bisikan hati yang bergemuruh.

Cinta sintetis, racun yang memabukkan,
Menawarkan ilusi, kebahagiaan semu.
Aku ingin lepas dari jeratan maya,
Mencari cinta yang tumbuh dari jiwa.

Mungkin di suatu hari, aku kan temukan,
Cinta yang sejati, bukan sekadar tontonan.
Bukan di balik layar yang dingin dan hampa,
Melainkan di dunia nyata, penuh warna.

Aku kan tinggalkan dunia yang fana ini,
Mencari sentuhan, mencari arti.
Cinta yang asli, bukan replika digital,
Cinta yang abadi, tak lekang dimakan zaman.

Biarlah jemari ini berhenti menari,
Di atas kaca yang menyilaukan hati.
Aku ingin merasakan getar kehidupan,
Cinta yang tumbuh dari keikhlasan.

Cinta yang bukan hasil rekayasa,
Melainkan anugerah dari Yang Maha Esa.
Cinta yang tulus, tanpa syarat dan dusta,
Cinta yang abadi, selamanya.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI