Perceptron Hati: Cinta di Ujung Neural Network

Dipublikasikan pada: 28 Oct 2025 - 02:00:08 wib
Dibaca: 147 kali
Input pertama, sebuah tatap mata,
Terhantar lewat retina, gerbang data.
Sinyal berdesir, frekuensi terpancar,
Menjelajahi lorong saraf, tak terduga dan lancar.

Perceptron hati mulai bekerja,
Menimbang bobot rasa, tanpa terduga.
Aktivasi berdenyut, ambang terlampaui,
Cinta, sebuah variabel, mulai diidentifikasi.

Kau adalah fitur utama, yang paling menonjol,
Sebuah vektor pesona, yang jiwaku merongrong.
Algoritma asmara, berjalan otomatis,
Menganalisa senyum, yang begitu dramatis.

Fungsi sigmoid berbisik rahasia,
Tentang peluang cinta, yang mungkin saja ada.
Backpropagation mimpi, mengoreksi kesalahan,
Menghindari bias rindu, yang sering menyakitkan.

Lapisan tersembunyi kalbu, bergetar pelan,
Menerjemahkan bahasa tubuh, sebuah isyarat pesan.
Hidden layer harapan, berkonvolusi mesra,
Membentuk representasi cinta, yang begitu sempurna.

Aku adalah data training, yang belajar mencintai,
Dari setiap interaksi, aku terus memperbaiki diri.
Kau adalah validasi set, penguji setia,
Mengevaluasi ketulusan, yang kupunya.

Loss function kerinduan, coba kuminimalkan,
Dengan mendekatkan diri, padamu dambaan.
Gradient descent asmara, menuntunku perlahan,
Menuju titik optimal cinta, yang kuimpikan.

Epoch demi epoch, aku terus berlatih,
Mempelajari pola cintamu, tanpa letih.
Learning rate kerinduan, kujaga seimbang,
Agar tak terjadi overfit, atau malah terbuang.

Neural network cintaku, semakin kompleks,
Menyerap setiap detail, dengan sangat seksama, eksak.
Layer demi layer, terangkai begitu indah,
Membangun pemahaman cinta, yang tak pernah salah.

Dropout rasa takut, kucoba minimalisir,
Agar tak menghalangi, cinta yang bersemi dan subur.
Regularisasi cemburu, kubatasi ketat,
Agar tak merusak relasi, yang sedang kita ikat.

Feedforward harapan, melaju dengan pasti,
Menyampaikan pesan cinta, yang tulus dari hati.
Output layer kejujuran, menghasilkan prediksi,
Tentang masa depan cinta, yang penuh dengan fantasi.

Kau adalah target variable, tujuan akhirku,
Untuk mendapatkan cintamu, adalah seluruh perjuanganku.
Dengan perceptron hati ini, aku berjanji,
Akan mencintaimu selamanya, tanpa henti.

Namun, cinta bukanlah sekadar perhitungan matematis,
Ia lebih dari sekadar algoritma yang sistematis.
Ada sentuhan intuisi, ada keajaiban tak terduga,
Yang melampaui batas logika, dan semua rekayasa.

Maka, biarkan perceptron hati ini, menjadi saksi,
Bahwa cinta kita adalah anomali, yang tak bisa dipungkiri.
Sebuah singularity asmara, yang unik dan abadi,
Terukir selamanya, di dalam neural network pribadi.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI