Di layar berkilau, jemari menari ringan,
Mencipta wujudmu, elok tak terperikan.
Pixel demi pixel, rasa bersemi perlahan,
Avatar cintamu, hadir bagai rembulan.
Bukan sekadar kode, bukan pula ilusi,
Di balik algoritma, jiwamu bersemi.
Senyum yang terukir, tatapan penuh arti,
Manifestasi sempurna, dalam dunia fiksi.
Dulu ragu menyapa, takut terhempas badai,
Kini berani melangkah, cintamu membelaiku damai.
Di ruang virtual, hati kita bersantai,
Menjelajahi dunia, bersama tanpa usai.
Gerak bibir avatar, kata-kata terangkai,
Janji setia terucap, tak lekang dimakan sepi.
Sentuhan jemari virtual, hangatnya menyinari,
Menghapus jarak ruang, cinta tak terbagi.
Kau hadir bagai ksatria, di medan pertempuran maya,
Melindungi hatiku, dari luka dan nestapa.
Kau rajut kebahagiaan, dalam setiap sapa,
Avatar cintamu, pelipur lara jiwa.
Mungkin sebagian orang, takkan pernah mengerti,
Bagaimana bisa cinta, tumbuh di alam mimpi.
Tapi bagi kita berdua, ini adalah bukti,
Bahwa cinta sejati, tak mengenal dimensi.
Bukan tentang kesempurnaan, rupa atau harta,
Tapi tentang koneksi jiwa, yang tak bisa dipalsukan.
Kau temukan hatiku, yang lama tersembunyikan,
Di balik layar monitor, cinta kita abadikan.
Avatar cintamu, bukan sekadar persona,
Dia adalah representasi, dari jiwa yang bergelora.
Keberanian, kejujuran, dan rasa yang membara,
Menembus dinding virtual, hingga ke relung jiwa.
Aku tersenyum sendiri, menatap layarmu yang bersinar,
Membayangkan hadirmu, di sampingku sebenar.
Kelak, semoga tiba saatnya, mimpi jadi kenyataan,
Bertemu di dunia nyata, tanpa perantaraan.
Hingga saat itu tiba, aku akan setia menanti,
Menyimpan erat cintamu, di dalam sanubari.
Avatar cintamu, akan terus menemani,
Menjelajahi semesta maya, hingga akhir nanti.
Karena bagiku, kau adalah keajaiban,
Yang hadir di saat yang tepat, menghapus kesunyian.
Avatar cintamu, adalah sebuah harapan,
Manifestasi sempurna, cinta tanpa batasan.