Sirkuit Asmara: Algoritma Rindu Sentuhan yang Fana

Dipublikasikan pada: 22 Sep 2025 - 01:30:07 wib
Dibaca: 172 kali
Di balik layar, cahaya biru berdenyut,
Algoritma cinta, dalam sunyi berlarut.
Jari-jemari menari di atas papan kaca,
Menyusun kode rindu, yang tak pernah terbacca.

Dulu, mata bertemu, bisikan angin senja,
Kini, pixel menipu, janji yang maya.
Sirkuit asmara, labirin digital,
Di mana hati terluka, di mana jiwa gagal.

Kau hadir sebagai notifikasi di layar pagi,
Sebuah pesan singkat, menembus sepi.
Emotikon senyum, pengganti dekap erat,
Kata-kata manis, terangkai tanpa sekarat.

Namun, di balik kilau teknologi tinggi,
Ada kehampaan, yang semakin menjadi.
Rindu sentuhan, hangatnya dekap nyata,
Terjebak dalam algoritma, cinta yang fana.

Kita membangun istana di awan maya,
Dengan data dan kode, cinta kita berdaya.
Namun, istana itu rapuh, tak berfondasi,
Terhempas badai dunia, tanpa kompromi.

Setiap baris kode adalah janji setia,
Setiap koneksi adalah harapan yang membara.
Namun, ketika listrik padam, jaringan terputus,
Cinta kita hilang, tanpa ampun, tanpa putus.

Aku merindukan aroma tubuhmu, bukan parfum digital,
Aku merindukan bisikanmu, bukan suara sintal.
Aku merindukan genggamanmu, bukan sentuhan layar,
Aku merindukan kehadiranmu, bukan avatar bayar.

Kita terjebak dalam simulasi tanpa henti,
Mencari cinta sejati, dalam dunia fantasi.
Algoritma rindu, terus berputar tanpa lelah,
Menciptakan ilusi, yang akhirnya punah.

Apakah mungkin, cinta sejati ditemukan di sini?
Di antara kode rumit, dan mimpi yang tak bertepi?
Atau kita harus kembali ke dunia nyata,
Mencari kehangatan, dalam sentuhan manusia?

Mungkin suatu saat, kita akan bertemu muka,
Melupakan pixel, dan layar yang terluka.
Mungkin suatu saat, algoritma kan berhenti,
Dan cinta sejati, akan benar-benar terpatri.

Namun, hingga saat itu tiba, aku tetap di sini,
Menunggu sinyal cintamu, di tengah sunyi.
Sirkuit asmara, terus berdenyut dalam dada,
Mengharap keajaiban, cinta yang abadi ada.

Di tengah kebisingan data, aku berbisik lirih,
"Aku merindukanmu, lebih dari yang kau sirik."
Semoga pesan ini sampai, menembus ruang dan waktu,
Bahwa di balik algoritma, ada hati yang terpaku.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI