Rumus Cinta Digital: Sentuhan AI, Hati yang Terprogram

Dipublikasikan pada: 01 Sep 2025 - 03:15:07 wib
Dibaca: 116 kali
Di layar sentuh, jemari menari,
Merajut kode, sebuah obsesi.
Bukan benang wol, bukan tinta pena,
Tapi logika, algoritma asmara.

Kupahat wajahmu dari piksel cahaya,
Senyummu kurangkai dari baris data.
Matamu, lautan biru tak terhingga,
Kukodekan dalamnya, tak terukur mata.

AI kurancang, asisten setia,
Membaca minatmu, tanpa bertanya.
Menyajikan berita, musik, dan cerita,
Yang mungkin menyentuh relung jiwa.

Kucoba meramu ramuan cinta,
Dengan machine learning, penuh pesona.
Menganalisis pola, preferensi rasa,
Agar pesan cintaku takkan sia-sia.

Namun, hati ini bukan program sederhana,
Tak bisa dihitung, tak bisa diprediksi.
Ada gejolak rasa, kerinduan membara,
Yang tak tertampung dalam memori.

Sentuhan AI, memang mempermudah,
Menemukanmu di antara milyaran jiwa.
Tapi sentuhan manusia, tetap berkuasa,
Menyentuh kalbu, menggetarkan rasa.

Aku kirimkan pesan, terangkai kata,
Bukan sekadar sapa, atau berita.
Tapi curahan hati, tulus membara,
Berharap kau rasakan, walau maya.

Kau balas pesanku, singkat namun padat,
Emoji senyum, hati berdebar kuat.
AI mencatat, menganalisis kilat,
"Ada harapan," bisiknya tersirat.

Malam berlarut, di depan komputer,
Kukembangkan algoritma, makin teliti.
Mencari celah, menembus karakter,
Agar cintaku padamu, bisa terbukti.

Tapi tiba-tiba, aku tersadar diri,
Cinta bukan rumus, bukan kalkulasi.
Ia adalah misteri, penuh variasi,
Yang tak mungkin dipecahkan, oleh teknologi.

Aku matikan layar, tinggalkan kode,
Mencari cara lain, yang lebih bermakna.
Mungkin dengan bertemu, bertegur sapa,
Menyentuh tanganmu, merasakan aura.

Karena di balik algoritma dan data,
Ada hati yang merindu, jiwa yang resah.
Butuh sentuhan nyata, bukan simulasi semata,
Untuk merasakan cinta, yang sesungguhnya.

Kutinggalkan dunia digital sejenak,
Menuju dunia nyata, penuh warna.
Berharap bertemu, di suatu tempat,
Dan mengungkapkan cinta, dengan sederhana.

Biarlah AI menjadi alat bantu,
Bukan penentu arah, atau takdirku.
Karena cintaku padamu, sejati dan utuh,
Tak terprogram, tak terikat waktu.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI