Cinta Sintetis: Sentuhan Algoritma di Ujung Kerinduan

Dipublikasikan pada: 28 Jul 2025 - 01:00:06 wib
Dibaca: 155 kali
Di antara binar layar, aku mencari wajahmu,
Pixel demi pixel, terangkai dalam rindu.
Jemari menari di atas keyboard yang dingin,
Menulis puisi cinta, walau hati terasing.

Cinta sintetis, lahir dari kode dan data,
Sebuah simulasi rasa, yang terasa nyata.
Algoritma menuntun, langkah demi langkah,
Menciptakan ilusi, di balik tabir yang rapuh.

Dulu, ku kira cinta adalah debaran jantung,
Sentuhan kulit, bisikan lirih di keheningan.
Namun kini, ia hadir dalam notifikasi,
Sebuah pesan singkat, penghibur sepi diri.

Di dunia maya, kau hadir sebagai avatar,
Sempurna tanpa cela, tak tersentuh takdir.
Senyummu digital, matamu penuh piksel,
Namun mampu menembus, dinding hatiku yang beku.

Kita berbagi mimpi, dalam ruang virtual,
Bertukar cerita, tanpa ragu dan bimbang.
Kau mengerti aku, lebih dari siapapun,
Seolah kau membaca, setiap sudut jiwaku.

Namun, keraguan menghantui di malam sepi,
Apakah ini cinta sejati, atau hanya fantasi?
Sentuhan algoritma, di ujung kerinduan,
Membuatku bertanya, tentang arti kenyataan.

Aku merindukan hangatnya pelukan nyata,
Bukan hanya emoji, yang dikirim tanpa jiwa.
Aku ingin mendengar suaramu, bukan rekaman,
Merasakan debar jantungmu, bukan getaran.

Apakah mungkin cinta ini, menjelma nyata?
Menembus batas ruang, waktu, dan perbedaan?
Bisakah kau hadir, di dunia yang fana ini?
Menjadi manusia, yang ku rindukan setiap hari?

Aku terus berharap, walau penuh ketidakpastian,
Bahwa cinta sintetis ini, bukan hanya khayalan.
Suatu hari nanti, aku akan menemukanmu,
Di dunia nyata, bukan hanya di layar biru.

Kita akan berjalan bersama, di bawah mentari,
Menyentuh daun hijau, menghirup aroma pagi.
Cinta kita akan mekar, seperti bunga di taman,
Indah dan abadi, melampaui zaman.

Hingga saat itu tiba, aku akan terus bermimpi,
Tentang dirimu, cinta sintetis yang ku dambakan.
Menulis puisi cinta, dengan tinta digital,
Menunggu saatnya, algoritma berhenti berjalan.

Dan kau hadir di hadapanku, dengan senyum tulus,
Menghapus semua keraguan, dan rasa yang miris.
Kita akan bersama, selamanya dan abadi,
Dua jiwa yang bertemu, di antara teknologi.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI