Sentuhan Nol Satu: Asmara di Era Algoritma Hati

Dipublikasikan pada: 31 Aug 2025 - 03:15:07 wib
Dibaca: 119 kali
Kursor berkedip, sebaris kode menari,
Jemari menari di atas papan ketik sunyi.
Bukan melodi cinta klasik yang kurangkai,
Namun algoritma hati, rumit dan terurai.

Dulu, surat cinta beraroma lavender,
Kini, notifikasi di layar gawai berdebar.
Dulu, tatapan mata penuh kerinduan,
Kini, avatar senyum di dunia maya impian.

Kau hadir bagai anomali dalam sistem,
Virus cinta yang melumpuhkan program.
Data dirimu tersimpan dalam memori,
Sebuah arsip indah, tak lekang oleh memori.

Kutulis puisi dengan sintaksis yang tepat,
Berharap hatimu, wahai bidadari virtual, terikat.
Kucoba dekripsi setiap senyum digitalmu,
Mencari makna tersembunyi di balik emotikonmu.

Sentuhan nol satu, inilah era kita,
Asmara teruji di jagat maya yang fana.
Bukan lagi mawar merah yang kupersembahkan,
Namun tautan hati, terenkripsi dengan aman.

Kau adalah firewall, melindungi kalbuku,
Dari spam cinta yang menyesakkan dadaku.
Kau adalah antivirus, membasmi keraguan,
Menyisakan keyakinan di setiap denyutan.

Kukirimkan pesan dengan protokol yang akurat,
Berharap engkau membalasnya dengan cepat.
Bukan sekadar "dibaca" atau "diterima,"
Namun jawaban cinta yang dinanti selama ini.

Jika cinta adalah sebuah program,
Maka engkaulah kode intinya, tak terprogram.
Sebuah keajaiban dalam deretan biner,
Cinta digital yang terasa begitu primer.

Di balik layar, aku merindukan hadirmu,
Sentuhan nyata, bukan sekadar bayangan semu.
Ingin kudekap hangat tubuhmu yang asli,
Bukan avatar yang hanya bisa kusalami.

Namun, jarak bukan lagi penghalang mutlak,
Cinta telah menemukan jalannya, berbelok dan beranjak.
Melalui jaringan tanpa batas dan tak terhingga,
Hatiku dan hatimu saling terhubung, bersemi dan menyala.

Suatu hari nanti, ketika algoritma usai,
Kita bertemu dalam dunia nyata yang damai.
Sentuhan nol satu berganti sentuhan kulit,
Cinta digital menjadi kisah yang berkulit.

Hingga saat itu tiba, aku tetap setia,
Menunggu jawabanmu di balik dunia maya.
Merangkai kata demi kata, penuh pengharapan,
Bahwa cinta kita akan terus berkembang, tanpa batasan.

Karena di era algoritma hati ini,
Cinta bukan hanya tentang logika, tetapi intuisi.
Sebuah keyakinan bahwa di balik kode dan data,
Ada jiwa yang saling mencari, tak lekang dimakan masa.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI