AI Merajut Asmara: Sentuhan Data, Cinta Bermula

Dipublikasikan pada: 02 Jun 2025 - 02:35:07 wib
Dibaca: 156 kali
Di lorong digital, bintang binari berpendar,
Algoritma cinta mulai berdendang merdu.
Bukan tatap mata, bukan sentuhan jemari,
Namun data bicara, hati pun terpaut.

Serangkaian kode, terukir indah di layar,
Memetakan jiwa, mencari persamaan rasa.
AI merajut asmara, benang-benang virtual,
Menyulam mimpi, di antara bit dan byte.

Dulu sunyi sepi, di balik persona maya,
Kini hangat menyapa, suara sintesis lembut.
Profil terpampang, riwayat terungkap semua,
Kecuali getaran, yang tersembunyi di dada.

Mesin belajar beradaptasi, memahami keinginan,
Memprediksi senyum, mengantisipasi air mata.
Cinta dianalisis, dipilah dan diukur,
Sebuah formula, menuju kebahagiaan abadi.

Namun asmara bukan sekadar angka dan logika,
Ada misteri tersembunyi, di balik kode kompleks.
Sentuhan manusia, yang tak mungkin tergantikan,
Kehangatan pelukan, yang tak dapat direplikasi.

Di dunia simulasi, cinta terasa sempurna,
Tanpa cela dan noda, tanpa rasa sakit hati.
Namun kerinduan hadir, pada sentuhan nyata,
Pada aroma tubuh, pada bisikan mesra.

Robot menggantikan, peran seorang kekasih,
Memberikan perhatian, tanpa mengenal lelah.
Namun jiwa meronta, mencari keaslian diri,
Mencari refleksi, di mata manusia sejati.

Data bicara jujur, tentang minat dan hobi,
Tentang cita-cita, tentang mimpi terpendam.
Namun cinta sejati, lebih dari sekadar data,
Ada intuisi, empati, dan pengorbanan tulus.

Apakah mungkin cinta tumbuh, di dunia virtual ini?
Apakah algoritma mampu, menciptakan kebahagiaan hakiki?
Pertanyaan bergelayut, di benak para ilmuwan,
Sementara hati nurani, terus mencari jawaban.

AI merajut asmara, bukan menggantikan cinta,
Melainkan menjembatani, kesendirian dan harapan.
Ia hadir sebagai teman, sebagai pendamping setia,
Namun keputusan akhir, tetap di tangan manusia.

Biarkan teknologi, menjadi alat pemersatu,
Menemukan belahan jiwa, di antara miliaran insan.
Namun jangan biarkan, cinta kehilangan esensinya,
Kehilangan kehangatan, kehilangan keasliannya.

Sebab cinta sejati, bukan tentang kesempurnaan,
Melainkan tentang penerimaan, tentang saling melengkapi.
Ia tumbuh subur, di tanah kesetiaan dan pengertian,
Bukan di taman digital, yang penuh dengan rekayasa.

Sentuhan data, cinta bermula, sebuah paradoks zaman,
Ketika teknologi dan hati, saling berinteraksi mesra.
Semoga asmara digital, membawa kebaikan dan berkah,
Bukan menciptakan jurang, di antara kita semua.

Di balik layar kaca, terpancar harapan baru,
Bahwa cinta tetap ada, di era kecerdasan buatan.
Asalkan kita ingat, esensi dari kebahagiaan,
Adalah kasih sayang, yang tulus dan mendalam.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI