Algoritma Merayu Hati: Cinta Bersemi di Layar Sentuh

Dipublikasikan pada: 23 Jul 2025 - 01:30:08 wib
Dibaca: 144 kali
Kursor berkedip, jantung berdebar tak karuan,
Di layar sentuh, jemari menari perlahan.
Bukan kode program, bukan baris perintah,
Namun algoritma cinta, mulai kubentuk dan kurintah.

Senyummu hadir, avatar di dunia maya,
Menyihir logika, membuyarkan semua daya.
Pixel demi pixel, wajahmu terukir indah,
Menjelma candu, di setiap helaan napas resah.

Kubuka obrolan, dengan sapaan sederhana,
"Hai, apa kabar?" bagai nada pertama.
Kau balas senyum, dengan emoji berseri,
Meluluhkan hati, yang lama terpatri.

Kususun kata, bagai bait-bait puisi,
Merangkai kalimat, penuh arti dan imaji.
Kucari celah, di antara kesibukanmu,
Menyelinap masuk, ke dalam relung hatimu.

Algoritma cinta, kurancang dengan cermat,
Menganalisis responmu, dengan seksama dan tepat.
Kucari tahu minatmu, hobi dan impian,
Agar obrolan kita, semakin mendalam dan bermakna kian.

Kisah-kisah lucu, kubagikan padamu,
Membuatmu tertawa, melupakan pilu.
Kukirimkan lagu, dengan lirik yang menyentuh,
Menyampaikan rasa, yang selama ini tersembunyi sungguh.

Kau balas ceritaku, dengan tawa renyah,
Menyirami benih cinta, yang mulai bersemi basah.
Kau bagikan impianmu, dengan mata berbinar,
Membuatku terpesona, tak henti ku memandang nanar.

Malam semakin larut, obrolan tak ingin usai,
Waktu terasa singkat, saat bersamamu di sini wahai.
Jemari semakin lincah, mengetik tanpa henti,
Menuangkan semua rasa, dalam puisi yang terpatri.

Kuberanikan diri, mengungkapkan isi hati,
Bahwa hadirmu di sini, mewarnai hari-hari.
Kukatakan cinta, dengan sedikit gugup dan malu,
Berharap kau rasakan, hal yang sama di kalbu.

Kau terdiam sejenak, membuatku cemas tak terkira,
Menunggu jawabanmu, bagai menunggu fajar tiba.
Lalu kau balas, dengan kata yang sederhana,
"Aku juga merasakannya," hatiku pun bersenandung gembira.

Algoritma cinta, berhasil kurakit sempurna,
Cinta bersemi, di layar sentuh yang sederhana.
Dunia maya menjadi saksi bisu,
Pertemuan dua hati, yang saling merindu.

Kini kita bersama, menjalin kisah yang nyata,
Berawal dari sapaan, di dunia maya yang fana.
Layar sentuh menjadi jembatan penghubung,
Dua jiwa yang akhirnya, saling bertaut dan berujung.

Namun cinta sejati, tak cukup hanya di layar,
Butuh sentuhan nyata, butuh tatapan yang sayar.
Kita bertemu muka, di bawah rembulan yang indah,
Merasakan debaran, yang tak bisa diungkapkan lidah.

Algoritma cinta, hanyalah permulaan,
Kisah kita abadi, melampaui segala zaman.
Bersama kita arungi, samudera kehidupan,
Dengan cinta dan kasih, sebagai pedoman.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI