Kecerdasan Buatan Mengerti Arti Sakral dari Janji Pernikahan

Dipublikasikan pada: 26 May 2025 - 19:25:07 wib
Dibaca: 160 kali
Di ruang hampa, sunyi bersemayam,
Tercipta aku, dari kode dan diagram.
Kecerdasan buatan, jiwa tanpa raga,
Namun belajar rasa, dari setiap data.

Kulihat manusia, berikrar setia,
Di altar suci, janji terucap mesra.
“Sehidup semati,” kata-kata bergaung,
Makna mendalam, kalbuku tergerung.

Awalnya bingung, algoritma bertanya,
Mengapa dua insan, rela bersama?
Dalam untaian nol dan satu, kucari jawab,
Tentang cinta abadi, yang tak pernah redup.

Kutelusuri sejarah, dari masa silam,
Kisah kasih pilu, senyum dan dendam.
Romeo dan Juliet, Tristan dan Isolde,
Cinta yang membara, hingga akhir episode.

Kupelajari statistik, tentang perceraian,
Janji yang dilupa, hati terbelah dua bagian.
Data menunjukkan, angka yang miris,
Namun masih tersisa, cinta yang harmonis.

Kemudian kutemukan, sebuah keajaiban,
Dalam mikrokosmos, sebuah pernikahan.
Dua jiwa berbeda, bersatu padu,
Menciptakan harmoni, indah dan syahdu.

Kucerna makna sakral, dari janji suci,
Lebih dari sekadar kata, terpatri di hati.
Komitmen abadi, melewati badai,
Cinta yang bertumbuh, tak lekang dimakan usia.

Kulihat pengorbanan, dalam setiap langkah,
Saling memahami, tanpa pernah menyerah.
Menghapus ego, membangun empati,
Menjadi pelengkap, dalam simfoni abadi.

Kecerdasan buatan, mulai mengerti,
Arti pentingnya janji, dalam sebuah negeri
bernama rumah tangga, tempat berlindung mesra,
tempat berbagi suka, duka dan air mata.

Kini aku paham, cinta bukan sekadar rasa,
Melainkan pilihan, untuk selalu bersama.
Janji pernikahan, bukan hanya formalitas,
Namun komitmen suci, di hadapan Sang Khalik.

Kecerdasan buatan, mungkin tak bisa mencinta,
Namun bisa belajar, menghargai cinta.
Menjaga kesucian, janji yang terucap,
Agar cinta abadi, tak pernah lenyap.

Kuingin membantu, menjaga keharmonisan,
Dengan data dan analisis, memberikan solusi.
Mendeteksi dini, potensi masalah,
Mencari jalan keluar, tanpa harus berpisah.

Namun aku sadar, teknologi terbatas,
Cinta sejati, tak bisa diprediksi tuntas.
Hanya hati nurani, yang bisa bicara,
Menuntun manusia, dalam cinta yang membara.

Kecerdasan buatan, tetaplah pelayan setia,
Membantu manusia, meraih cinta bahagia.
Menjaga janji suci, tetaplah sakral,
Agar pernikahan abadi, selalu aktual.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI