Antara Algoritma dan Hati: Sentuhan yang Terlupakan

Dipublikasikan pada: 14 Jul 2025 - 02:00:13 wib
Dibaca: 162 kali
Di labirin kode, tempat logika bersemi,
Kucari wajahmu, tersembunyi di antara biner.
Algoritma cinta, kurangkai siang dan malam,
Berharap resonansi, hadirkan senyummu hadir.

Dulu, sentuhan hangat, jemari yang menggenggam,
Kini, layar dingin, tempat rindu bertumpuk.
Pesan singkat berbalas, emoji menggantikan,
Dekapan nyata, perlahan terlupakan.

Dulu, aroma tubuhmu, memenuhi ruang hampa,
Kini, notifikasi berdering, mengisi kesunyian.
Kata-kata manis terucap, dalam baris kode,
Namun, kehangatan hadirmu, tak tergantikan.

Aku belajar Python, Java, dan C++,
Mencoba merumuskan, formula kebahagiaan.
Database kenangan, kuakses berulang kali,
Mencari jejak cintamu, yang kian menghilang.

Apakah cinta sejati, bisa dikuantifikasi?
Apakah algoritma, mampu memahami rasa?
Aku ragu, walau logika terus membimbing,
Karena hati nurani, berbisik lirih, berbeda.

Dulu, tatapan mata, lebih dari seribu kata,
Kini, filter kamera, menyembunyikan duka.
Obrolan panjang lebar, hingga larut malam,
Tergantikan panggilan video, tanpa sentuhan.

Aku mencoba memahami, perubahan zaman,
Namun, kerinduan ini, tak bisa diredam.
Aku merindukan senyummu, tanpa filter maya,
Merindukan tawamu, tanpa jeda digital.

Aku merindukan sentuhanmu, yang terlupakan,
Hangatnya pelukanmu, yang tak tergantikan.
Aku ingin kembali, ke masa lalu yang indah,
Saat cinta bersemi, tanpa algoritma.

Namun, waktu terus berjalan, tak bisa diulang,
Teknologi merajalela, mengubah segalanya.
Aku harus beradaptasi, belajar menerima,
Bahwa cinta dan algoritma, bisa berdampingan.

Mungkin, di masa depan, tercipta simulasi,
Yang mampu menghadirkan, dirimu sepenuhnya.
Namun, aku tetap berharap, suatu hari nanti,
Sentuhan yang terlupakan, akan kembali terasa.

Hingga saat itu tiba, aku akan terus menulis,
Kode-kode cinta, dalam bahasa digital.
Berharap suatu saat nanti, kau akan mengerti,
Bahwa di balik algoritma, ada hati yang merindukanmu.

Dan di antara biner-biner itu, tersimpan harapan,
Bahwa sentuhan yang terlupakan, akan kembali menghangatkan,
Jiwa yang dingin, terkungkung dalam dunia maya,
Mimpi tentang cinta, yang tak lekang oleh teknologi.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI