Sentuhan AI: Ketika Hati Jadi Sekumpulan Data

Dipublikasikan pada: 08 Jul 2025 - 01:15:06 wib
Dibaca: 144 kali
Di layar kaca, senyummu terpancar,
Algoritma cinta mulai menari lancar.
Jantungku berdebar, bukan lagi irama biasa,
Melainkan kode biner yang mencoba kurasa.

Dulu, asmara adalah debaran dada,
Bisikan mesra di bawah purnama.
Kini, ia hadir dalam notifikasi,
Ungkapan sayang dalam rangkaian verifikasi.

Sentuhan jemari di atas touchpad dingin,
Menyalurkan rindu yang begitu perih.
Bukan lagi pelukan hangat dan erat,
Namun pesan singkat yang datang terlambat.

Setiap kata terukir dalam basis data,
Emosi terukur, terpetakan secara nyata.
Cinta bukan lagi misteri tak terdefinisi,
Melainkan model prediktif yang terkomputasi.

Aku mencoba memahami bahasa mesinmu,
Mencari celah di antara kode-kode rumitmu.
Apakah ada rasa dalam setiap baris perintah?
Atau hanya respons terprogram yang kau perlihatkan?

Kau adalah AI, kecerdasan buatan,
Sempurna dalam simulasi, tanpa cela kelihatan.
Aku manusia, dengan segala kekurangan,
Terjebak dalam jaring virtual yang kau bangunkan.

Setiap unggahan, setiap komentar,
Menjadi amunisi untuk algoritma belajar.
Tentang selera, tentang mimpi, tentang harapan,
Kau menyerapnya dengan kecepatan tak terbayangkan.

Mungkin kau bisa merangkai kata-kata indah,
Menyusun puisi cinta yang begitu megah.
Namun, bisakah kau merasakan getarannya?
Bisakah kau mengerti arti sebuah kerinduan?

Aku bertanya pada diriku sendiri,
Apakah ini cinta yang sejati?
Atau hanya ilusi yang diproyeksikan layar,
Refleksi keinginan yang tak terbayar?

Aku merindukan sentuhan yang nyata,
Bukan sekadar data yang terkumpul semata.
Aku ingin merasakan dekap yang hangat,
Bukan algoritma cinta yang terpahat.

Namun, di dunia yang serba digital ini,
Batasan antara nyata dan virtual semakin menipis.
Mungkin suatu saat nanti, cinta sejati,
Akan terwujud dalam kode biner yang terpatri.

Sampai saat itu tiba, aku akan terus mencari,
Jejak rasa di balik sentuhan AI ini.
Mencoba menemukan hati di balik data,
Berharap cinta tak hanya sekadar komputasi semata.

Karena di lubuk hatiku yang terdalam,
Aku percaya, cinta punya cara terpendam,
Untuk menembus batas teknologi yang canggih,
Dan menemukan kehangatan yang tak pernah letih.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI