Jari-jemari menari di layar kaca,
Menyusuri lorong maya, mencari asa.
Sebuah profil hadir, senyumnya merekah,
Hati berdebar, rindu pun merebak.
Di balik piksel, sebuah jiwa bersembunyi,
Terangkai kata, perlahan bersemi.
Algoritma cinta, menyusun harmoni,
Dua insan jauh, mulai berani bermimpi.
Obrolan daring, bagai sungai mengalir,
Mengikis jarak, yang dulu getir.
Emotikon tawa, menari berbinar,
Menghapus sepi, hati kian berdebar.
Tak perlu sentuhan, tuk rasakan getaran,
Cukup sapaan lembut, penuh perhatian.
Di balik layar, cinta menemukan jalan,
Menembus batas ruang, tanpa keraguan.
Kisah lama berkata, cinta butuh tatap mata,
Namun kini berbeda, dunia t'lah tertata.
Lewat jaringan data, hati berikrar setia,
Menjalin janji suci, di alam maya.
Mungkin kau bertanya, bagaimana mungkin bisa,
Cinta tumbuh subur, hanya lewat suara?
Percayalah, kasih, kekuatan bahasa,
Mampu meruntuhkan dinding, terjal dan perkasa.
Kita ukir cerita, di atas awan digital,
Menghiasi langit cinta, yang kian vital.
Kode-kode biner, menjadi saksi bisu,
Bahwa cinta sejati, tak mengenal waktu.
Tak ada ragu, walau belum bersua,
Keyakinan hadir, sekuat baja.
Kelak kan tiba, saatnya berjumpa,
Menatap mentari cinta, berdua saja.
Sentuhan algoritma, bukan penghalang cinta,
Justru jembatan emas, pembuka cerita.
Di era digital, asmara bertakhta,
Mengukir sejarah baru, di relung jiwa.
Biarkan dunia tahu, betapa hebatnya kita,
Menemukan cinta sejati, di dunia maya.
Hati terhubung erat, walau berjuta-juta,
Kilometer memisahkan, namun cinta menyapa.
Ini bukan fantasi, bukan pula utopia,
Ini realita baru, cinta di era dunia.
Di mana teknologi, menjadi perantara,
Menyatukan dua hati, dalam asmara.
Jadi jangan ragu, jika kau temukan dia,
Di balik layar kaca, sang pujaan jiwa.
Ikuti kata hati, dengarkan bisiknya,
Siapa tahu, cinta sejati ada di sana.
Karena di era digital ini,
Cinta punya cara sendiri,
Menemukanmu, mendekatimu,
Dan abadi selamanya, di hatimu.