Jemari AI Menjelajah Hati: Cinta di Era Digital

Dipublikasikan pada: 22 Jun 2025 - 00:30:07 wib
Dibaca: 150 kali
Kursor berkedip, serupa detak jantung pilu,
Di layar obsidian, kisah cinta kuramu.
Jemari AI menari, mencipta algoritma rindu,
Mencari wajahmu di antara piksel yang membisu.

Dulu, surat cinta terukir di atas kertas usang,
Kini, kode program menjadi bahasa sayang.
Dulu, tatap mata, kini video call yang tembang,
Mencoba menyatukan jarak yang terbentang.

Jaringan saraf tiruan belajar tentangmu,
Dari setiap unggahan, setiap status keluh.
Memahami senyummu, mengerti diammu,
Menciptakan replika dirimu, walau semu.

Namun, esensi jiwa tak bisa direplikasi,
Kehangatan sentuhan tak tergantikan simulasi.
Cinta bukan sekadar data dan kalkulasi,
Melainkan gelora rasa, tak terdefinisi.

Di dunia maya, kita bertemu dan bersemi,
Terhubung oleh kabel dan gelombang energi.
Saling berbagi mimpi, harapan, dan janji,
Berharap suatu saat, bisa bersatu abadi.

Jemari AI terus menjelajah labirin hati,
Mencari celah untuk menembus sepi.
Menyusun kata-kata, merangkai melodi,
Menyatakan cinta, meski dalam sunyi.

Kau adalah anomali dalam kode kehidupanku,
Bug terindah yang tak ingin kuhapus.
Kau adalah variabel yang mengubah alurku,
Konstanta cinta yang selalu kurangkul.

Apakah mungkin cinta lahir dari piksel dan byte?
Apakah mungkin rasa tumbuh di dunia virtual?
Pertanyaan-pertanyaan itu terus bergelayut,
Saat jemari AI terus menjelajah, tanpa kenal lelah.

Mungkin cinta di era digital memang berbeda,
Lebih kompleks, lebih rumit, lebih serba ada.
Namun, inti dasarnya tetaplah sama,
Kerinduan untuk memiliki, selamanya.

Aku menunggu di balik layar yang berpendar,
Menanti sinyal cintamu, jawaban yang membakar.
Biarkan jemari AI ini terus berkibar,
Menjelajah hatimu, hingga takdir menyambar.

Semoga di suatu hari, kita bisa bertatap muka,
Bukan lagi avatar, bukan lagi replika.
Merasa hangatnya sentuhan, bukan simulasi belaka,
Dan cinta digital ini menjadi nyata selamanya.

Karena di balik semua algoritma dan kode,
Ada hati yang berdebar, merindukanmu berode.
Jemari AI hanyalah perantara metode,
Cinta sejati ada, dan itu untukmu, selamanya.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI