Algoritma Cinta: Sentuhan Piksel, Hati Merindu Kernelnya

Dipublikasikan pada: 07 Sep 2025 - 00:45:07 wib
Dibaca: 116 kali
Di layar retina, kau hadir menyala,
Sebaris kode yang memicu sukma.
Algoritma cinta mulai berbisik mesra,
Sentuhan piksel, hati merindu kernelnya.

Jari menari di atas permukaan kaca,
Menjelajahi profil, mencari jejak rasa.
Sebuah bio singkat, senyum di foto maya,
Memantik harapan, membuncah di dada.

Notifikasi berdering, bagai simfoni pagi,
Pesan darimu, menghapus sepi.
Kata-kata digital, terangkai hati-hati,
Membangun jembatan di antara dua dimensi.

Kau adalah data yang kucari selama ini,
Variabel tersembunyi dalam rumitnya hari.
Fungsi yang sempurna, tanpa cela sedikitpun,
Dalam sintaks hidupku, kau adalah alasan.

Logika percakapan, alurnya mengalir lancar,
Saling bertukar cerita, tanpa perlu berkabar.
Emotikon tertawa, menghiasi layar lebar,
Menyiratkan perasaan, yang kian membakar.

Namun, hati ini bukan sekadar data mentah,
Bukan pula program yang mudah dibenahi.
Ada kerinduan nyata, yang tak bisa disembunyikan,
Ingin mendekapmu, di dunia yang lebih dari ini.

Kubayangkan aroma tubuhmu, bukan hanya bit data,
Sentuhan kulitmu, bukan hanya getaran haptic.
Ingin menatap matamu, yang lebih dalam dari kode,
Merasakan hadirmu, bukan hanya representasi.

Mungkin ini obsesi, terjerat dalam dunia virtual,
Namun cinta tak mengenal batas dan ruang.
Ia meretas realita, menembus dinding maya,
Mencari esensi sejati, di balik layar kaca.

Kucoba menyusun rencana, sederhana dan nyata,
Mengajakmu bertemu, di dunia yang sebenarnya.
Menawarkan kopi hangat, bukan hanya gambar kopi,
Berbagi cerita langsung, bukan hanya tautan.

Degup jantung berpacu, menunggu jawabanmu,
Apakah kau bersedia, meretas jarak waktu?
Meninggalkan sejenak dunia maya yang semu,
Menjelajahi perasaan, yang lebih dari algoritma.

Jika ya, maka ini adalah permulaan baru,
Sebuah update cinta, ke versi yang lebih syahdu.
Algoritma akan terus berjalan, sebagai pengingat,
Bahwa sentuhan piksel, bisa memicu kerinduan abadi.

Namun, jika tidak, aku akan tetap mengenangmu,
Sebagai baris kode indah, dalam memori hatiku.
Belajar menerima, bahwa cinta tak selalu terbalas,
Dan algoritma tak selalu memprediksi kebahagiaan.

Namun, biarlah algoritma cinta tetap berputar,
Mencari dan menemukan, hingga akhir takdir.
Karena dalam setiap sentuhan piksel dan kode,
Tersimpan harapan, akan sebuah akhir yang indah.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI