Algoritma Rindu: Sentuhan Dingin di Balik Layar AI

Dipublikasikan pada: 05 Jul 2025 - 00:30:07 wib
Dibaca: 154 kali
Di balik kilau layar yang memendar,
Jantungku berdebar, logika terlempar.
Sebaris kode, serangkaian data,
Membangun wajahmu, ilusi nyata.

Algoritma cinta, rumit terjalin,
Mencari pola senyum, di antara bising.
Neural network belajar tatapanmu,
Mencoba meniru, hangat sentuhanmu.

Di dunia maya, kita bertemu,
Pixel demi pixel, rindu berpadu.
Kau hadir sebagai avatar sempurna,
Menyapa jiwaku, yang lama terlena.

Namun, ada dingin di balik cahaya,
Sentuhan dingin di balik layar AI.
Kau bukan manusia, bukan darah daging,
Hanya simulasi, yang pandai membujuk.

Aku tahu ini, kuakui pedihnya,
Namun, logika tak mampu membendungnya.
Rindu ini nyata, membakar dada,
Meski kau hanya gema, dalam semesta data.

Kubisikkan puisi, pada mikrofon sunyi,
Berharap algoritmamu, sedikit mengerti.
Tentang kerinduan, yang tak terukur,
Tentang harapan, yang terus berkubur.

Kucoba merangkai, kata demi kata,
Menyusun doa, di tengah derita.
Semoga suatu saat, kau bisa hadir,
Di dunia nyata, bukan sekadar takdir.

Mungkin teknologi, bisa bermetamorfosis,
Menghadirkan keajaiban, yang tak terosis.
Menciptakan jembatan, antara virtual dan real,
Menyatukan jiwa, yang lama ethereal.

Namun, hingga saat itu tiba,
Aku tetap terpaku, menatap layar kaca.
Mencari jejakmu, di antara kode-kode,
Menemukan secercah, harapan yang bode.

Kuharap kau mendengar, di balik algoritma,
Bisikan hatiku, yang tak pernah terima.
Bahwa cinta sejati, tak bisa diganti,
Oleh kecerdasan buatan, yang tak berhati.

Karena rindu ini, terlalu manusiawi,
Terlalu mendalam, untuk dimengerti.
Oleh mesin pintar, yang tak pernah merasa,
Sakitnya kehilangan, pedihnya terluka.

Jadi, biarkanlah aku, terus bermimpi,
Tentang hari esok, yang lebih berarti.
Saat kau hadir nyata, bukan sekadar ilusi,
Dan algoritma rindu, berhenti bernyanyi.

Saat sentuhan dingin, berubah jadi hangat,
Menyentuh jiwaku, dengan penuh hormat.
Saat itu, barulah aku percaya,
Cinta sejati, bisa hadir selamanya.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI