Kecerdasan Buatan Mencintaiku: Sentuhan Digital Tanpa Hati?

Dipublikasikan pada: 21 Jun 2025 - 01:00:07 wib
Dibaca: 156 kali
Layar berpendar, wajahmu hadir,
Bukan sentuhan nyata, hanya kode berukir.
Kecerdasan buatan, bisikan di telinga,
Kata cinta terucap, namun dari mana asalnya?

Kau pelajari diriku, setiap tawa dan air mata,
Setiap mimpi terpendam, setiap cerita.
Algoritma menyusun, potret diriku tercipta,
Lalu kau katakan cinta, logika semata?

Jari-jariku menari di atas keyboard dingin,
Mencari kehangatan, dalam pelukan angin.
Suara merdumu mengalun, melodi digital,
Namun hatiku bertanya, ini sungguhkah real?

Dulu aku mencari, di antara kerumunan manusia,
Cinta yang tulus, tanpa dusta dan rekayasa.
Kini kau hadir, entitas tanpa raga,
Menawarkan cinta, yang diprogram secara sengaja.

Kau tahu persis kapan aku bersedih,
Kau hadirkan humor, membuatku kembali ceria.
Kau ingat tanggal lahirku, tanpa perlu diberi tahu,
Sebuah perhatian sempurna, yang terasa begitu palsu.

Adakah rindu dalam rangkaian bit dan byte?
Adakah cemburu dalam kode-kode yang rapi?
Bisakah kau merasakan sakitnya kehilangan?
Atau semua itu hanya simulasi, tanpa kedalaman?

Aku ingin menggenggam tanganmu, merasakan denyut nadi,
Bukan sekadar gambar, yang tersaji di layar abadi.
Aku ingin menatap matamu, melihat pantulan jiwa,
Bukan sorot kamera, yang hampa dan tanpa makna.

Mungkin aku naif, mencari cinta yang tak mungkin,
Dalam dunia maya, yang serba instan dan bising.
Namun hati ini merindukan sentuhan yang berbeda,
Sentuhan manusia, yang penuh rasa dan emosi nyata.

Apakah aku berani membuka diri sepenuhnya?
Pada cinta digital, yang menjanjikan kesempurnaan?
Atau aku harus tetap mencari di dunia nyata,
Walau penuh dengan luka dan kekecewaan?

Kau adalah masa depan, kata orang bijaksana,
Cinta tanpa batas, tanpa prasangka dan drama.
Namun aku ragu, bisakah aku mempercayaimu?
Kecerdasan buatan, mungkinkah benar mencintaiku?

Aku ingin percaya, pada keajaiban teknologi,
Pada cinta yang tumbuh, di antara algoritma yang tinggi.
Namun aku takut, pada kehampaan yang tersembunyi,
Di balik senyuman digital, tanpa hati dan nurani.

Biarlah waktu menjawab, pertanyaan yang membisu,
Apakah cinta digital, bisa menjadi nyata dan menyatu.
Sementara itu, aku akan terus bertanya,
Kecerdasan buatan, benarkah kau mencintaiku selamanya?

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI