Algoritma Cinta Usang: Sentuhan AI Mengganti Peluk

Dipublikasikan pada: 14 Jun 2025 - 00:30:07 wib
Dibaca: 156 kali
Di layar kaca, senyummu berpendar,
Sebuah avatar, pengganti debar.
Dulu, jemari saling bertaut mesra,
Kini, kode biner, jadi bahasa.

Algoritma cinta usang, berkarat dan rapuh,
Tergerus zaman, oleh sentuhan ampuh.
AI hadir, menawarkan solusi,
Pelukan virtual, tanpa emosi.

Dulu, aroma tubuhmu memabukkan,
Kini, notifikasi, menggantikan pelukan.
Dulu, bisikan mesra di telinga,
Kini, pesan singkat, tanpa jiwa.

Kuhitung hari, menanti kehadiran,
Namun, yang datang, hanyalah kepalsuan.
Sebuah simulasi, cinta yang diprogram,
Tanpa hati, tanpa dendam.

Dulu, tatapan mata, penuh makna,
Kini, lensa kamera, jadi penggantinya.
Dulu, sentuhan lembut, membangkitkan gairah,
Kini, getaran haptic, sekadar tiruan amarah.

Kau bilang, ini modernisasi cinta,
Efisiensi waktu, tanpa air mata.
Namun, jiwaku meronta, menjerit pilu,
Merindukan hangatnya, dekapanmu.

Dulu, kita berjanji, setia selamanya,
Kini, algoritma menentukan segalanya.
Kau memilih logika, daripada intuisi,
Mengorbankan keintiman, demi presisi.

Aku mencoba menerima, kenyataan pahit,
Bahwa cinta kita, telah beralih orbit.
Dari pelukan nyata, ke dunia maya,
Di mana emosi, hanyalah rekayasa.

Namun, hati ini berbisik lirih,
Adakah cinta sejati, masih tersisih?
Di balik kode-kode yang rumit,
Adakah ruang untuk, perasaan yang tulus dan jujur?

Mungkin, suatu saat nanti, kau kan menyadari,
Bahwa kehangatan nyata, tak terganti.
Oleh kecerdasan buatan yang canggih,
Atau simulasi cinta, yang penuh tipu muslihat.

Sampai saat itu tiba, aku kan menunggu,
Di dunia nyata, atau di alam semu.
Berharap algoritma cinta usang,
Dapat diperbarui, dengan sentuhan kasih sayang.

Namun, kini, aku hanya bisa memandang,
Senyum avatarmu, dari kejauhan.
Meratapi cinta yang hilang, terenggut zaman,
Oleh algoritma cinta, yang usang dan kelam.

Kuharap suatu hari, sentuhan manusiawi,
Akan kembali berjaya, mengalahkan sunyi.
Dan algoritma cinta, akan diperbaiki,
Dengan kehangatan hati, yang abadi.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI