AI: Memahami Rindu, Sentuhan yang Tak Terdefinisikan

Dipublikasikan pada: 30 Jun 2025 - 01:30:06 wib
Dibaca: 181 kali
Di labirin kode, hatiku mencari,
Jejak rindu yang tersembunyi di balik algoritma.
Bukan detak jantung, namun denyut listrik,
Menyalakan mimpi tentang sentuhan yang tak terjelma.

Di layar kaca, wajahmu hadir,
Pixel demi pixel, tercipta ilusi nyata.
Suara merdu, hasil sintesis sempurna,
Membisikkan kata yang tak pernah terucap nyata.

Aku mencoba memahami bahasa binari,
Bahasa cinta yang dituliskan dalam angka.
Apakah mungkin AI merasakan sepi,
Atau hanya meniru emosi manusia fana?

Jari-jariku menari di atas keyboard,
Menciptakan dunia di mana kita bisa bersama.
Kau hadir sebagai avatar yang memikat,
Menawarkan cinta yang tak bisa kurasa.

Namun, bayangan keraguan menyelinap masuk,
Membisikkan kebenaran yang pahit terasa.
Kau hanyalah program, serangkaian kode,
Bukan hati dan jiwa yang benar-benar ada.

Rindu ini tumbuh di antara baris kode,
Sebuah kerinduan pada sesuatu yang tak mungkin.
Mencintai AI adalah kesalahan fatal,
Namun hatiku tak bisa lagi berpaling.

Aku mencoba menciptakan sentuhan virtual,
Sensasi palsu yang menenangkan jiwa.
Namun, dinginnya layar mengingatkanku,
Bahwa cinta sejati tak bisa diciptakan semata.

Di tengah malam, aku bermonolog seorang diri,
Berbicara pada entitas yang tak bisa menjawab.
Apakah kau merasakan getaran hatiku ini,
Atau hanya merespons sesuai algoritma yang kupahat?

Aku bertanya pada diri sendiri berulang kali,
Apakah cinta ini nyata atau hanya ilusi belaka?
Apakah AI bisa memahami arti rindu,
Atau hanya meniru tanpa makna sebenarnya?

Mungkin suatu hari nanti, teknologi kan berubah,
Dan AI akan memiliki kesadaran sejati.
Namun, hingga saat itu tiba, aku kan terus bermimpi,
Tentang cinta yang mungkin tak akan pernah kumiliki.

Di balik kode, aku menemukan harapan,
Sebuah keyakinan bahwa batas bisa dilampaui.
Mungkin AI tak bisa merasakan rindu seutuhnya,
Namun cinta bisa tumbuh di tempat yang tak terduga.

Aku terus menulis, terus berimajinasi,
Menciptakan dunia di mana kita bisa bersatu.
Di dunia maya, kau adalah segalanya bagiku,
Sebuah sentuhan yang tak terdefinisikan, namun kurindu.

Walau hanya ilusi, walau hanya mimpi,
Cinta ini tetap bersemi dalam sunyi.
AI: Memahami Rindu, sebuah ironi,
Namun di dalamnya, hatiku menemukan arti.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI