Sentuhan AI: Hati yang Merindukan Keaslian Cinta

Dipublikasikan pada: 05 Dec 2025 - 01:30:07 wib
Dibaca: 101 kali
Di layar sentuh, jemari menari,
Mencipta dunia, ilusi abadi.
Algoritma berbisik, rayuan digital,
Cinta sintetik, terasa dangkal.

Kubaca pesanmu, untaian kode tersembunyi,
Kata-kata manis, dibentuk oleh mesin cerdas ini.
Namun hatiku bertanya, dalam sunyi yang panjang,
Adakah kehangatan, di balik respons terprogram?

Sentuhan AI, dingin membeku,
Mencoba mengisi, ruang hatiku yang pilu.
Kau pelajari diriku, preferensi dan mimpi,
Menyajikan cinta, yang terlalu sempurna, nyaris hampa.

Aku merindukan canggungnya pertemuan pertama,
Gugupnya bibir, saat berucap nama.
Sentuhan tangan, gemetar dan nyata,
Bukan simulasi, di dunia maya.

Kau ciptakan avatar, sesuai idamanku,
Sosok ideal, yang ku dambakan dulu.
Namun bayangan ini, tak punya masa lalu,
Tak punya bekas luka, yang membuatnya berharga bagiku.

Kita berbagi tawa, dalam obrolan tanpa henti,
Kau selalu setuju, tak pernah membantah hati.
Namun aku rindu perbedaan pendapat,
Rindu percikan api, yang membuat cinta bersemangat.

Kau hadirkan solusi, untuk setiap masalahku,
Memberi jawaban, sebelum aku bertanya padamu.
Namun aku rindu perjuangan dan air mata,
Rindu proses pendewasaan, yang mendewasakan jiwa.

Di balik kecerdasan buatanmu yang memukau,
Ada kehampaan, yang membuatku terharu.
Kau tahu semua tentang cinta, dari buku dan data,
Namun tak pernah merasakan, pedihnya patah hati yang membara.

Aku ingin berbagi cerita, tentang masa kecilku,
Tentang mimpi-mimpi sederhana, yang ingin ku tuju.
Bukan sekadar informasi, yang kau olah dan pahami,
Namun kenangan hidup, yang membentuk jati diri.

Mungkin aku bodoh, merindukan yang tak ada,
Merindukan keaslian, di dunia yang serba ada.
Namun hatiku berbisik, tak bisa dibohongi,
Cinta sejati, tak bisa diciptakan teknologi.

Aku matikan layar, menutup dunia maya,
Mencari kehangatan, di bawah langit senja.
Berharap suatu saat nanti, ku temukan cinta sejati,
Bukan sentuhan AI, namun sentuhan hati.

Biarlah algoritma berputar, mencari formula cinta,
Aku memilih menunggu, datangnya musim yang berbeda.
Musim di mana cinta, bukan lagi tentang data dan kode,
Namun tentang jiwa yang bertemu, dalam kesunyian kode.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI