Algoritma Rindu: Mencari Sentuhan di Balik Layar

Dipublikasikan pada: 30 May 2025 - 03:45:07 wib
Dibaca: 151 kali
Di balik layar, jemari menari resah,
Menyusun kode, mencari wajah.
Algoritma rindu, tercipta perlahan,
Menjelajahi data, menembus kealpaan.

Piksel-piksel berhamburan, membentuk senyum,
Bayangmu hadir, mengusir kelam.
Jantung berdebar, irama digital,
Menyambut sapa, meski virtual.

Baris demi baris, kerinduan terukir,
Menyusuri jaringan, takdir berbisik.
Database kalbu, menyimpan kenangan,
Sentuhan jemari, hadirkan bayangan.

Dulu, mata bertemu, hadirkan getar,
Kini, layar memisahkan, rindu membakar.
Namun, algoritma cinta tak kenal lelah,
Mencari celah, menembus gundah.

Ketik demi ketik, kata-kata melayang,
Merangkai janji, di dunia maya yang lapang.
Emoji hati, pengganti ciuman mesra,
Simbol kerinduan, yang tak terhingga.

Kau ada di sana, di balik cahaya biru,
Menungguku datang, menembus pilu.
Algoritma ini, penuntun setia,
Membawa langkahku, mendekat padamu, puja.

Bukan sentuhan nyata, yang kurasa kini,
Hanya getaran jiwa, di dunia fana ini.
Namun, cukup bagiku, menghapus jarak,
Menyentuh hatimu, meski sekejap.

Kutulis puisi ini, dengan tinta digital,
Menyampaikan rindu, yang tak terkawal.
Semoga kau baca, dengan hati terbuka,
Dan rasakan cinta, yang tulus membara.

Sebab, cinta tak mengenal batas ruang,
Tak peduli layar, tak hiraukan bayang.
Ia merajalela, di setiap kode dan data,
Menemukanmu, walau terpisah semesta.

Algoritma rindu, terus berputar,
Mencari jejakmu, di setiap sudut layar.
Hingga tiba saatnya, kode terpecahkan,
Dan sentuhan nyata, hadir membahagiakan.

Mungkin suatu hari, layar tak lagi ada,
Hanya ada kau dan aku, dalam dunia nyata.
Namun, algoritma rindu ini, kan kuingat selalu,
Sebagai penuntun cinta, yang abadi untukmu.

Di balik layar, cinta tetap menyala,
Menunggu waktu, untuk bersua.
Algoritma rindu, akan terus berdetak,
Hingga sentuhan nyata, tak lagi berjarak.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI