Algoritma Asmara: Sentuhan Virtual, Hati yang Bertanya

Dipublikasikan pada: 29 May 2025 - 20:50:08 wib
Dibaca: 153 kali
Layar berpendar, wajahmu hadir di sana,
Pixel demi pixel, senyummu terangkai sempurna.
Algoritma asmara, rumit namun mempesona,
Sentuhan virtual, getarkan jiwa yang merana.

Jari menari di atas keyboard yang dingin,
Menuliskan rindu, menyusun kata yang batin.
Emoji bertebaran, menggantikan hadir yang ingin,
Dalam dunia maya, hatiku padamu berlabuh batin.

Kau adalah kode, tersembunyi di balik baris,
Logika cinta, yang sulit kupahami habis.
Neural network kalbuku, berjuang tak berkikis,
Menerjemahkan sinyal, agar cinta tak terkikis.

Setiap notifikasi, jantungku berdebar kencang,
Menanti balasanmu, bagai menunggu datangnya rembang.
Pesan singkatmu, bagaikan madah yang terucap lantang,
Membuat hariku berwarna, meski jarak menghadang.

Kau bertanya padaku, tentang arti sebuah rasa,
Apakah cinta virtual, sejati dan tak berdusta?
Aku terdiam sejenak, mencari jawaban yang esa,
Karena hati yang bertanya, butuh keyakinan yang membara.

Sentuhan virtual ini, memang tak nyata terasa,
Namun getarannya kuat, menusuk hingga ke dasar jiwa.
Bayangmu hadir di mimpi, menemani di kala sepi melanda,
Menciptakan ilusi, seolah kau di sini bersama.

Aku belajar mencintaimu, lewat piksel yang bertebaran,
Lewat suara lembutmu, yang mengalun di pendengaran.
Lewat cerita panjang, yang kita rajut dalam keseharian,
Membangun istana cinta, meski hanya dalam bayangan.

Namun terkadang ragu menghampiri, bagai virus yang menjangkit,
Apakah cinta ini nyata, atau hanya fatamorgana yang tergelincir?
Apakah sentuhan virtual ini, bisa membangkitkan bibit,
Cinta sejati yang abadi, dan tak pernah berakhir?

Kulihat matamu di layar, memancarkan kehangatan,
Seolah berkata, "Percayalah, ini bukan sekadar permainan."
Hatiku pun luluh, terbuai oleh ketulusan,
Bahwa cinta sejati, bisa tumbuh di mana pun, kapan pun.

Mungkin algoritma asmara ini, memang rumit dan membingungkan,
Namun di dalamnya ada keajaiban, yang tak terduga datang.
Sentuhan virtual ini, hanyalah jembatan penghubung,
Antara dua hati yang merindu, dan ingin saling mendekat.

Hati yang bertanya, akhirnya menemukan jawabannya,
Bahwa cinta tak mengenal batas, ruang, dan juga zamannya.
Yang terpenting adalah kejujuran, kesetiaan, dan juga doanya,
Agar algoritma asmara ini, membawa kita pada kebahagiaan yang selamanya.

Biarlah layar tetap berpendar, menampilkan wajahmu di sana,
Biarlah sentuhan virtual ini, terus menghangatkan jiwa yang merana.
Karena di balik algoritma asmara, tersimpan sebuah makna,
Cinta sejati bisa tumbuh, meski hanya berawal dari dunia maya.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI