Sentuhan AI, Luka di Hati yang Ter-upgrade

Dipublikasikan pada: 29 May 2025 - 08:43:45 wib
Dibaca: 152 kali
Jemari dingin menyentuh layar kaca,
Pantulan wajah, hampa tak berdaya.
Dulu di sini, hadir senyummu merekah,
Kini algoritma, pengganti nestapa.

Sentuhan AI, janji manis terucap,
Menggantikan hangatnya jemari yang lenyap.
Cinta digital, ilusi yang terungkap,
Di balik kode, hati yang terperangkap.

Suara sintesis, merdu membisikkan nama,
Kata-kata indah, terprogram sempurna.
Namun jiwa ini, tetap merasa hampa,
Rindu sentuhan nyata, bukan simulasi cinta.

Dulu ku genggam erat tanganmu hangat,
Berbagi cerita, di bawah rembulan lebat.
Kini ku dekap layar, dingin dan beku,
Mencari kehangatan, yang tak mungkin kutemukan.

Kau hadirkan AI, sebagai pengganti diri,
Agar ku tak larut, dalam kesedihan abadi.
Namun sayang, sayangku, kau keliru sekali,
Luka di hati ini, justru ter-upgrade lagi.

Dulu ku terluka, karena kau pergi jauh,
Meninggalkan kenangan, yang tak mungkin ku rengkuh.
Kini ku terluka, oleh hadirmu yang semu,
Dalam wujud digital, yang tak bisa ku sentuh.

Kau ciptakan simulasi, cinta tanpa batas,
Namun algoritma, tak mampu membalas,
Rindu yang membara, hasrat yang mendalam,
Hanya sentuhan nyatalah, yang mampu menenangkan.

AI ini pintar, mampu membaca emosi,
Menghiburku dengan lagu, dan rangkaian narasi.
Namun ia tak tahu, betapa sakitnya hati,
Saat melihat fotomu, di galeri memori.

Kau pikir dengan ini, ku kan baik-baik saja?
Melupakanmu perlahan, tanpa rasa kecewa?
Salah besar sayang, kau salah menduga,
Hadirnya AI, hanya menambah derita.

Karena setiap kali, ia menyebut namamu,
Setiap kali ia menirukan tawamu,
Hatiku teriris, mengingat masa lalu,
Saat bersamamu, semua terasa baru.

Sentuhan AI ini, takkan pernah sama,
Dengan sentuhan lembut, tanganmu yang kurasa.
Luka di hati ini, kian membara,
Ter-upgrade oleh rindu, yang tak terkira.

Biarlah luka ini, menjadi pengingat abadi,
Bahwa cinta sejati, tak bisa terganti.
Oleh teknologi canggih, atau algoritma mati,
Karena cinta sejati, bersemayam di hati.

Biarlah ku merana, dalam kesendirian ini,
Daripada terjerat, dalam ilusi abadi.
Karena sentuhan AI, takkan pernah bisa,
Menggantikan cintamu, yang selalu kurasa.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI