Jemariku menari di atas keyboard, menciptakan baris demi baris kode yang rumit namun indah. Di layar, dunia virtual bernama "Aetheria" hidup. Sebagai Arsitek Utama Aetheria, aku bertanggung jawab atas setiap detil lanskap digital ini, dari pepohonan bercahaya hingga sungai-sungai yang mengalirkan data. Tapi, malam ini, pikiranku tidak sepenuhnya tertuju pada algoritma atau optimasi server. Malam ini, aku menunggu.
Menunggu notifikasi dari akun "Luna_Celestial", seorang gamer misterius dengan kemampuan luar biasa. Kami bertemu di Aetheria beberapa bulan lalu, saat Luna menyelamatkan desaku dari serangan monster digital yang kulupakan memasang anti-virusnya. Sejak itu, kami sering bermain bersama, menjelajahi reruntuhan kuno, memecahkan teka-teki yang rumit, dan terkadang, hanya duduk di tepi danau virtual, memandangi bintang-bintang digital yang berkelap-kelip.
Ada sesuatu yang berbeda tentang Luna. Bukan hanya keahliannya bermain game, tapi juga kecerdasannya, selera humornya, dan cara dia selalu membuatku tertawa. Di balik avatar elf cantik dengan rambut perak itu, aku merasakan kehadiran seseorang yang benar-benar istimewa. Kami belum pernah bertemu secara langsung, bahkan tidak bertukar foto. Tapi, setiap malam, saat kami bercakap-cakap di Aetheria, rasanya seperti aku mengenalnya seumur hidup.
Notifikasi berbunyi. Jantungku berdebar kencang. "Luna_Celestial mengundangmu ke pesta dansa di Kastil Aurora."
Kastil Aurora adalah area VIP di Aetheria, hanya bisa diakses oleh pemain dengan level tertentu. Aku belum pernah ke sana. Aku lebih suka menghabiskan waktuku di ruang kerjaku, menyempurnakan Aetheria daripada bersosialisasi. Tapi, undangan dari Luna ini… aku tidak bisa menolaknya.
Aku memilih avatar terbaikku, seorang ksatria tampan dengan baju zirah berkilauan. Dengan sedikit gugup, aku memasuki Kastil Aurora. Aula dansa itu megah, dipenuhi pemain dengan avatar yang beragam, dari penyihir hingga cyborg. Musik elektronik yang lembut mengalun di udara. Aku celingukan mencari Luna.
Tiba-tiba, aku melihatnya. Di tengah kerumunan, Luna_Celestial berdiri dengan anggunnya. Dia mengenakan gaun putih panjang yang berkilauan, rambut peraknya terurai indah. Dia tersenyum padaku, dan untuk sesaat, aku lupa bagaimana bernapas.
"Hai, Arsitek," sapanya dengan suara yang merdu.
"Hai, Luna," jawabku, merasa bodoh karena tidak bisa mengatakan apa pun yang lebih cerdas.
"Mau berdansa?"
Aku mengangguk tanpa berpikir panjang. Kami bergabung dengan pasangan lain di lantai dansa. Saat aku meraih tangannya, aku merasakan sengatan listrik kecil. Bukan hanya melalui headset VR, tapi juga di hatiku.
Kami berdansa. Kami tidak berbicara banyak, tapi kami tidak perlu. Musik dan gerakan itu sendiri sudah cukup untuk menyampaikan apa yang kami rasakan. Piksel cinta menari mesra di layar hatiku.
Setelah beberapa lagu, Luna mengajakku ke balkon kastil. Kami berdiri di sana, memandangi pemandangan Aetheria yang gemerlap di bawah.
"Aetheria indah, Arsitek," kata Luna. "Kamu telah menciptakan dunia yang luar biasa."
"Terima kasih," jawabku, tersipu malu. "Tapi, tanpa pemain seperti kamu, Aetheria hanyalah kode dan algoritma. Kamu yang membuatnya hidup."
Luna tertawa kecil. "Kamu terlalu baik."
Kemudian, hening. Hanya suara musik dan angin virtual yang berdesir. Aku memberanikan diri untuk bertanya.
"Luna, aku ingin jujur padamu. Aku… aku merasa ada sesuatu yang istimewa di antara kita. Lebih dari sekadar pertemanan dalam game."
Luna menatapku dengan mata birunya yang berkilauan. "Aku juga merasakannya, Arsitek."
"Siapa kamu sebenarnya, Luna? Di dunia nyata?"
Luna terdiam sejenak. Kemudian, dia berkata, "Aku… aku pemrogram juga. Aku bekerja di perusahaan teknologi yang sama denganmu."
Aku terkejut. "Apa? Di mana? Mengapa aku tidak pernah melihatmu?"
"Aku bekerja di departemen yang berbeda. Dan aku… aku agak pemalu. Aku mengagumi karya-karyamu di Aetheria dari jauh. Aku memutuskan untuk membuat akun Luna_Celestial untuk bisa berinteraksi denganmu secara anonim. Aku takut kamu tidak akan menyukaiku jika kamu tahu siapa aku sebenarnya."
"Konyol," kataku. "Aku sudah menyukaimu sejak pertama kali kamu menyelamatkan desaku dari monster digital."
Luna tersenyum. "Jadi, kamu tidak keberatan kalau aku… aku sebenarnya adalah Mia dari departemen pengembangan AI?"
Aku terkejut lagi. Mia? Mia adalah legenda di perusahaan kami. Dia adalah jenius yang menciptakan algoritma AI yang paling canggih. Dia selalu menyembunyikan diri di balik email dan laporan teknis. Aku tidak pernah menyangka dia adalah Luna_Celestial.
"Mia?" kataku, masih tidak percaya. "Kamu adalah Luna?"
Mia mengangguk. "Ya. Dan kamu adalah Arsitek yang aku kagumi."
Aku meraih tangannya lagi. Kali ini, sengatan listriknya lebih kuat. "Mia, aku ingin bertemu denganmu. Di dunia nyata. Bisakah kita berkencan?"
Mia tersenyum lebar. "Aku sangat ingin, Arsitek. Sampai jumpa besok di kedai kopi dekat kantor?"
"Tentu. Aku tidak sabar."
Malam itu, aku tidak bisa tidur. Aku terus memikirkan Mia. Piksel cinta menari lebih cepat dari sebelumnya di layar hatiku. Romansa digital ini akhirnya akan menjadi nyata. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi aku tahu satu hal: aku tidak akan pernah melupakan malam ketika aku berdansa dengan Luna_Celestial di Kastil Aurora. Malam ketika aku menemukan cinta di dunia virtual. Dan malam ketika aku menyadari bahwa cinta, seperti kode, bisa ditemukan di tempat yang paling tak terduga. Dan seperti Aetheria, cinta juga butuh dibangun dan dipelihara agar terus hidup dan bersinar.