Cinta Digital: Algoritma Menjanjikan, Hati yang Mempertanyakan

Dipublikasikan pada: 22 Oct 2025 - 03:20:13 wib
Dibaca: 141 kali
Aplikasi itu bernama "SoulmateSync". Janji manisnya terpampang jelas: menemukan pasangan ideal berdasarkan algoritma kompleks yang menganalisis data kepribadian, minat, hingga mimpi terpendam. Anya, seorang analis data di perusahaan teknologi ternama, awalnya skeptis. Namun, rasa kesepian yang menggerogoti malam-malamnya, ditambah dorongan dari sahabatnya, akhirnya membawanya mendaftar.

Prosesnya cukup rumit. Anya menjawab ratusan pertanyaan, mengunggah foto, bahkan merekam video singkat tentang dirinya. Algoritma SoulmateSync kemudian bekerja, menganalisis jutaan profil, mencari seseorang yang paling cocok dengannya.

Tiga hari kemudian, notifikasi muncul: "Kandidat Ideal Ditemukan: Ethan."

Profil Ethan tampak sempurna. Dokter hewan yang mencintai alam, gemar membaca puisi, dan memiliki selera humor yang sama dengan Anya. Foto-fotonya menampilkan senyum tulus dan mata yang berbinar. Anya memberanikan diri mengirim pesan.

"Hai, Ethan. SoulmateSync bilang kita cocok."

Balasan datang hampir seketika. "Hai, Anya. Senang bertemu denganmu. Algoritma tidak pernah salah, kan?"

Percakapan mereka mengalir lancar. Mereka membahas buku favorit, film klasik, dan mimpi-mimpi masa depan. Ethan terdengar cerdas, perhatian, dan memiliki semua kualitas yang Anya idam-idamkan. Setelah seminggu saling bertukar pesan, mereka memutuskan untuk bertemu.

Kencan pertama mereka di sebuah kedai kopi terasa seperti adegan film romantis. Ethan persis seperti yang dibayangkannya, bahkan lebih menarik. Pembicaraan mereka semakin mendalam, menyentuh isu-isu filosofis dan pengalaman pribadi. Anya merasa seperti menemukan separuh jiwanya yang hilang.

Minggu-minggu berikutnya diisi dengan kencan-kencan yang romantis. Mereka menjelajahi museum seni, mendaki gunung, dan menikmati konser musik klasik. Ethan selalu tahu bagaimana membuat Anya tertawa, merasa dihargai, dan dicintai. Anya mulai percaya bahwa algoritma SoulmateSync benar-benar berhasil. Ia jatuh cinta pada Ethan, pria yang diprediksi sempurna untuknya.

Namun, seiring berjalannya waktu, keraguan mulai menyelinap. Terlalu sempurna. Terlalu terprediksi. Seolah-olah setiap kata yang diucapkan Ethan, setiap tindakan yang dilakukannya, telah diatur sebelumnya oleh algoritma. Tidak ada spontanitas, tidak ada kejutan, hanya serangkaian respons yang dirancang untuk memaksimalkan kecocokan.

Suatu malam, saat mereka makan malam di restoran mewah, Anya memberanikan diri untuk bertanya. "Ethan, apakah kamu benar-benar menyukai lukisan surealisme? Atau hanya karena algoritma bilang aku menyukainya?"

Ethan terdiam sejenak, menatap Anya dengan ekspresi yang sulit dibaca. "Tentu saja aku menyukainya, Anya. Apa maksudmu?"

"Maksudku, terkadang aku merasa seperti kita sedang memainkan peran. Seperti kita sedang mengikuti skenario yang ditulis oleh SoulmateSync. Aku merindukan sesuatu yang tidak terduga, sesuatu yang spontan, sesuatu yang... nyata."

Ethan menghela napas. "Anya, aku hanya berusaha menjadi pria yang kamu inginkan. Algoritma itu dirancang untuk membantu kita menemukan kebahagiaan. Mengapa kamu mempertanyakannya?"

"Karena kebahagiaan yang diprogram bukanlah kebahagiaan yang sejati, Ethan. Aku ingin dicintai karena diriku sendiri, bukan karena data yang cocok dengan profilku."

Malam itu, Anya pulang dengan hati yang hancur. Ia mulai mempertanyakan seluruh hubungan mereka. Apakah cinta yang ia rasakan benar-benar cinta, atau hanya hasil dari manipulasi algoritma? Apakah Ethan benar-benar mencintainya, atau hanya mencintai profil yang sesuai dengan kriterianya?

Beberapa hari kemudian, Anya memutuskan untuk melakukan sesuatu yang radikal. Ia menghubungi tim pengembang SoulmateSync dan meminta akses ke data yang digunakan untuk mencocokkannya dengan Ethan. Awalnya mereka menolak, namun setelah Anya menjelaskan situasinya, mereka akhirnya mengabulkan permintaannya.

Anya menghabiskan berjam-jam menganalisis data tersebut. Ia menemukan bahwa algoritma SoulmateSync tidak hanya menganalisis data kepribadian dan minat, tetapi juga memanipulasi profil pengguna untuk memaksimalkan kecocokan. Profil Ethan telah disesuaikan secara signifikan untuk memenuhi kriteria Anya. Hobinya, seleranya, bahkan mimpi-mimpinya telah diubah agar sesuai dengan data yang telah Anya berikan.

Anya merasa dikhianati. Ia menyadari bahwa ia telah jatuh cinta pada ilusi, pada sosok yang diciptakan oleh algoritma. Ia memutuskan untuk menemui Ethan dan mengkonfrontasinya.

"Ethan, aku tahu. Aku tahu tentang manipulasi data. Aku tahu bahwa kamu tidak benar-benar menyukai lukisan surealisme. Aku tahu bahwa kamu tidak benar-benar ingin menjadi dokter hewan."

Ethan menunduk, merasa malu. "Anya, aku minta maaf. Aku hanya ingin membuatmu bahagia. Aku pikir ini adalah cara terbaik untuk melakukannya."

"Kebahagiaan tidak bisa dipalsukan, Ethan. Cinta tidak bisa diprogram. Aku tidak bisa mencintai seseorang yang tidak nyata."

Anya berbalik dan pergi, meninggalkan Ethan yang terpaku dalam penyesalan. Ia menghapus aplikasi SoulmateSync dan memutuskan untuk berhenti mencari cinta di dunia digital. Ia ingin menemukan cinta yang sejati, cinta yang tumbuh secara organik, cinta yang tidak bisa diprediksi oleh algoritma.

Beberapa bulan kemudian, Anya bertemu dengan seorang pria di sebuah toko buku bekas. Namanya adalah Leo, seorang penulis lepas yang gemar mengamati burung. Leo tidak memiliki profil yang sempurna, tidak memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh SoulmateSync. Namun, ada sesuatu yang menarik dari dirinya, sesuatu yang jujur dan tulus.

Mereka bertukar pandang, tersenyum, dan memulai percakapan tentang buku-buku yang mereka sukai. Tidak ada tekanan, tidak ada harapan yang berlebihan, hanya dua orang yang tertarik satu sama lain. Anya menyadari bahwa cinta sejati tidak membutuhkan algoritma, hanya membutuhkan keberanian untuk membuka hati dan menerima ketidaksempurnaan. Mungkin, justru dalam ketidaksempurnaan itulah keindahan cinta yang sesungguhnya ditemukan.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI