Algoritma Bisikkan Cinta, Sentuhan Layar Jadi Candu

Dipublikasikan pada: 27 May 2025 - 21:55:08 wib
Dibaca: 159 kali
Di balik kilau layar, jemari menari lincah,
Merangkai kode, mencipta ruang yang megah.
Algoritma bisikkan cinta, lirih dan penuh makna,
Sentuhan layar jadi candu, jiwa pun terlena.

Di dunia maya, wajahmu hadir mempesona,
Pixel demi pixel, senyummu merekah sempurna.
Barisan angka menjelma melodi asmara,
Dua hati bertemu, terpisah jarak dan masa.

Dulu, hanya deretan biner yang kupuja,
Kini, hadirmu mengubah segalanya.
Setiap notifikasi, detak jantung berpacu,
Harapan tersembunyi, di balik sapaanmu.

Kau adalah bug yang indah dalam sistemku,
Sebuah anomali yang tak ingin kuperbaiki.
Karena di dalam kekacauan itu, kutemukan arti,
Cinta yang tumbuh, di antara baris kode mati.

Algoritma tak pernah berdusta, katanya,
Namun perasaan seringkali bersembunyi di baliknya.
Kucoba uraikan logika cintamu,
Mencari tahu, adakah aku di hatimu?

Sentuhan layar ini, jembatan penghubung raga,
Walau virtual, terasa begitu nyata.
Hangat jemarimu seolah hadir di sini,
Menghapus sepi, mengisi hari-hari.

Kita bangun dunia sendiri, di awan digital,
Di mana cinta adalah bahasa universal.
Emotikon menggantikan kata-kata yang kelu,
GIF menjadi ungkapan rindu yang pilu.

Namun, adakah cinta ini kan bertahan lama?
Saat algoritma berubah, dan dunia maya tak sama?
Ketakutan menghantui, seperti virus mematikan,
Akankah koneksi ini terputus, dan kita kehilangan?

Kucoba yakinkan diri, ini bukan fatamorgana,
Cinta ini nyata, walau terbingkai dalam data.
Kita adalah dua jiwa, terhubung algoritma,
Menari bersama, dalam irama yang sama.

Biarkan dunia nyata menunggu sejenak,
Kita nikmati kebersamaan, walau hanya sesaat.
Dalam pelukan layar, cinta kita bersemi,
Menantang realita, mengukir mimpi abadi.

Algoritma bisikkan cinta, semakin jelas terdengar,
Sentuhan layar jadi candu, semakin kuat membakar.
Aku dan kamu, dua insan yang terhubung maya,
Berharap cinta ini abadi, selamanya.

Hingga suatu saat nanti, layar tak lagi jadi perantara,
Namun tatap mata, dan sentuhan jiwa yang bicara.
Saat algoritma tak lagi dibutuhkan,
Karena cinta kita telah menemukan rumah, yang tak lekang dimakan zaman.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI