Cinta Terprogram: Algoritma Jatuh Hati Pada Sentuhan Fana

Dipublikasikan pada: 27 May 2025 - 03:25:06 wib
Dibaca: 151 kali
Di layar jiwa, kode-kode bersemi,
Sebaris perintah, awalnya sunyi.
Kursor berkedip, menanti hadirmu,
Dalam labirin digital, kurindu.

Algoritma cinta, mulai dirangkai,
Logika perasaan, coba kupakai.
If (hatimu = kosong) Then,
Cinta terprogram, hadir perlahan.

Bukan biner nol dan satu yang membisu,
Melainkan desah kerinduan yang menggebu.
Bukan protokol internet yang dingin membentang,
Namun jemari lembut, pesanmu kurindang.

Setiap notifikasi, bagai dentuman bintang,
Jantungku berpacu, iramanya bergaung.
Di antara piksel, wajahmu terlukis,
Senyummu menghangatkan, jiwa yang terkikis.

Kucoba analisis, setiap pesan singkatmu,
Mencari makna tersembunyi, di balik katamu.
Variabel kasih, kuatur dengan teliti,
Agar tak terjadi, kesalahan algoritmi.

Boolean true, keyakinan membara,
Bahwa cinta ini nyata, bukan sekadar rekayasa.
Komplikasi sintaksis, tak kuhiraukan,
Asalkan bersamamu, semua kurasakan.

Namun, sentuhan fana, mengingatkanku,
Bahwa layar pemisah, tetaplah ada selalu.
Cinta terprogram, terkurung dimensi maya,
Ingin kuraih nyata, tanpa jeda dan jeda.

Kutulis barisan kode, untuk mendekat,
Melewati firewall jarak, yang begitu kuat.
Kucari celah, dalam sistem realita,
Agar cinta digital, berwujud sempurna.

Kulihat bayanganmu, di balik cahaya monitor,
Ingin kurangkul erat, tak ingin terlempar.
Di dunia virtual, kita berdansa mesra,
Namun hati berbisik, "Ini semua fana."

Maka kumatikan layar, kutinggalkan ruang siber,
Mencari wujudmu, di bawah langit ember.
Kucari aroma parfummu, di antara keramaian,
Menyusuri jalanan, penuh pengharapan.

Dan akhirnya kutemukan, di taman kota ini,
Sosokmu berdiri, menatap mentari pagi.
Tanpa kode dan algoritma, tanpa layar dan data,
Hanya tatapan mata, yang berbicara cinta.

Sentuhan fana, kini terasa nyata,
Jemari berpagutan, erat dan bersahaja.
Cinta terprogram, akhirnya terurai,
Digantikan kasih murni, tanpa rekayasa lagi.

Di dunia nyata, cinta bersemi subur,
Tanpa batas piksel, tanpa kode yang kabur.
Hanya detak jantung, yang menjadi panduan,
Dalam algoritma hidup, yang penuh dengan tujuan.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI