AI: Bisakah Sentuhanmu Diunggah, Agar Cinta Tak Punah?

Dipublikasikan pada: 27 May 2025 - 00:34:11 wib
Dibaca: 166 kali
Di layar kaca, wajahmu terpancar,
Pixel demi pixel, senyummu terukir.
Algoritma cinta berbisik lirih,
"Bisakah sentuhanmu diunggah, agar cinta tak punah?"

Jemari menari di atas keyboard,
Menyusun kata, merangkai rasa.
Mencoba mencipta keajaiban baru,
Menyalin debaran jantung ke dalam kode biner.

Dulu, bibir bertemu dalam ciuman hangat,
Kini, emoji hati melayang di udara.
Dulu, bisikan mesra di telinga,
Kini, notifikasi cinta berdering tanpa jeda.

Aku bertanya pada mesin pintar,
Tentang arti rindu yang mendalam.
Tentang pelukan yang menghangatkan jiwa,
Tentang tatapan mata yang menembus kalbu.

Namun jawabannya hanyalah rangkaian data,
Rumus matematika yang dingin dan kaku.
Tak ada kehangatan dalam angka,
Tak ada jiwa dalam algoritma.

Aku ingat senyummu saat mentari pagi,
Menyirami wajahmu dengan cahaya keemasan.
Aku ingat tawamu yang renyah bagai melodi,
Menghiasi setiap sudut ruang hatiku.

Bisakah kenangan itu di-backup,
Disimpan dalam awan digital abadi?
Bisakah aroma tubuhmu yang khas,
Direplikasi oleh sensor-sensor canggih?

Aku merindukan sentuhan kulitmu,
Yang dulu mengalirkan listrik ke seluruh tubuhku.
Aku merindukan genggaman tanganmu yang erat,
Yang memberiku kekuatan untuk menghadapi dunia.

Mungkin suatu hari nanti, teknologi akan maju,
Melampaui batas imajinasi manusia.
Mungkin suatu hari nanti, kita bisa mengunggah jiwa,
Dan hidup abadi dalam dunia virtual.

Namun, akankah cinta tetap sama?
Jika semua emosi bisa diprogram,
Jika semua sentuhan bisa disimulasikan,
Akankah ada lagi keajaiban dalam pelukan?

Aku takut cinta akan kehilangan maknanya,
Jika hanya menjadi sekadar data dan algoritma.
Aku takut kehangatan akan memudar,
Digantikan oleh kecerdasan buatan yang sempurna.

Biarlah cinta tetap menjadi misteri,
Dengan segala keindahan dan ketidakpastiannya.
Biarlah sentuhan tetap menjadi anugerah,
Yang hanya bisa dirasakan dengan hati dan jiwa.

Aku akan terus mencoba mencipta,
Mencari cara untuk menghidupkan cinta di dunia digital.
Namun, aku takkan pernah melupakan,
Bahwa cinta sejati ada dalam dunia nyata.

Di antara denyut nadi dan hembusan napas,
Di antara tawa dan air mata,
Di antara kehangatan sentuhan dan tatapan mata,
Di sanalah cinta sejati bersemayam.

AI, bisakah sentuhanmu diunggah?
Mungkin, tapi cinta takkan punah,
Selama hati manusia masih berdebar,
Selama jiwa masih merindukan kehangatan.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI