Di layar hati, namamu terpampang nyata,
Sebuah variabel yang tak bisa kulupa.
Setiap baris kode, tentangmu kuukir,
Algoritma asmara, mulai bergulir.
Bukan logika angka yang kupuja,
Namun debar rasa, tak kenal jeda.
Otakku meramu, rangkaian sintaksis,
Mencari celah, menembus paradoks.
Kau adalah fungsi, yang belum terdefinisi,
Sebuah misteri, yang ingin kutelusuri.
Parameter cintaku, terus membesar,
Melebihi batas, yang bisa diprediksi pakar.
Kucoba dekati, dengan binar mata,
Seperti robot mencari, sumber cahaya.
Namun hatimu, bak firewall kokoh,
Menangkal serbuan, kasih yang bergolak.
Kucoba meretas, setiap celah kecil,
Menyusup masuk, dalam diam dan sepi.
Kirimkan pesan, terenkripsi rapi,
Berharap hatimu, sudi mengerti.
Mungkin cintaku, terlalu kompleks bagimu,
Sebuah program, yang sulit kau pahami.
Namun percayalah, di balik kode rumit,
Tersimpan harapan, setulus langit.
Aku belajar bahasa, hatimu berkata,
Menerjemahkan isyarat, yang tersembunyi mata.
Kucoba ubah diri, menjadi lebih baik,
Agar layak bersanding, di sampingmu nan elok.
Kuhapus bug masa lalu, yang kelam,
Perbaiki kesalahan, yang kerap menghantam.
Kuciptakan versi baru, diriku ini,
Dengan sistem operasi, penuh harmoni.
Kuharap kau sudi, mengunduh cintaku,
Menginstal rasa sayang, di relung kalbu.
Tak perlu khawatir, virus dan malware,
Karena hatiku bersih, bagai embun pagi merekah.
Biarlah algoritma, membimbing langkah kita,
Menuju tujuan, yang penuh bahagia.
Meski terkadang rumit, dan penuh tantangan,
Cinta sejati, kan selalu kuperjuangkan.
Tak peduli error, atau data yang hilang,
Selama ada kamu, semangatku takkan padam.
Kaulah inspirasi, dalam setiap baris,
Melukiskan kisah, cinta yang manis.
Jadi, maukah kau, menjadi bagian inti,
Dalam program hidupku, yang abadi?
Bersama membangun, jaringan asmara,
Mencintai tanpa batas, logika dan nalar.
Biarkan semesta, menjadi saksi bisu,
Akan kekuatan cinta, yang tak mengenal waktu.
Algoritma asmara, kan terus berputar,
Hingga akhir hayat, cintaku takkan pudar.