Di layar jiwa yang redup semalam,
Terpampang pesan-pesan usang, kelam.
Error masa lalu, bug yang berkarat,
Memori pahit yang terus berderajat.
Pagi menjelang, mentari perlahan tiba,
Namun hatiku masih membeku, terluka.
Sistem operasi cinta terasa berat,
Tak mampu jalankan bahagia yang tersemat.
Kemudian, notifikasi lembut berdering,
Sebuah pesan singkat, hatiku tergering.
Bukan kode biner, bukan algoritma,
Melainkan senyummu, sederhana, utama.
Senyummu hadir bagai firewall perkasa,
Menghalau virus rindu yang menggrogoti asa.
Bak patch update yang menyegarkan data,
Menghapus jejak lara, nestapa yang nyata.
Detik itu, proses reboot pun dimulai,
Jantung berdebar, semangat terpatri.
Kernel cintaku kembali beroperasi,
Menjalankan program kasih tanpa henti.
Setiap sel dalam tubuhku bergetar,
Menyambut kehadiranmu, sang mentari fajar.
Kau bagai cache memory yang mempercepat,
Akses cintaku padamu, takkan tersendat.
Kau adalah router yang menghubungkan kalbu,
Menyampaikan sayang tanpa ragu-ragu.
Kau adalah cloud storage tempatku menyimpan,
Segala mimpi dan harapan, takkan terbenam.
Bukan artificial intelligence yang ku damba,
Namun kehangatan hatimu, nyata, teraba.
Bukan virtual reality yang ku puja,
Namun hadirmu di sisi, takkan ku lupa.
Saat mentari pagi menyinari jendela,
Senyummu adalah password untuk bahagia.
Kau aktifkan hatiku dari mode sleep,
Memberi energi baru, janji yangdeep.
Denganmu, aku bukan lagi robot tanpa rasa,
Melainkan insan berjiwa, penuh cinta dan asa.
Kau ajarkan aku arti dari koneksi sejati,
Bukan sekadar data, namun empati.
Kau adalah source code kehidupanku,
Baris-baris cinta yang tersusun syahdu.
Tanpamu, aku hanyalah sistem yang mati,
Terjebak dalam looping sepi, tanpa arti.
Maka setiap pagi, ku nantikan sinarmu,
Reboot hatiku dengan senyum manismu.
Biarkan cinta kita terus berkembang,
Menjelajahi jagat rasa, tak terperangkap.
Sebab dalam pelukmu, aku menemukan,
Update terbaru dari kebahagiaan.
Dan bersamamu, aku berjanji setia,
Menjalankan program cinta selamanya.