Di layar kaca, wajahmu hadir,
Serangkaian cahaya, terangkai hadir.
Bukan sentuhan nyata, bukan pula bisik,
Namun getar rasa, menusuk teriris.
Ini dunia maya, labirin khayal,
Tempat jiwa bertemu, tanpa kenal tapal.
Jari menari di atas keyboard dingin,
Merangkai kata, melukis batin.
Dulu ku sangka, cinta hanya fana,
Saat mata bertatap, jiwa terlena.
Namun kini kurasa, berbeda adanya,
Cinta hadir di sini, di dunia maya.
Di balik avatar, tersembunyi hati,
Yang merindu kasih, sejati dan murni.
Pesan singkat berbalas, tanpa henti,
Menjalin kisah, penuh arti.
Tawamu terkirim, lewat emoticon lucu,
Menghapus gundah, meredakan pilu.
Cerita terungkap, tanpa ragu,
Membangun kepercayaan, yang kian membatu.
Malam sunyi sepi, tak lagi kelam,
Karena hadirmu, bagai mentari malam.
Cahaya layar menemani, dalam diam,
Menghangatkan jiwa, yang kedinginan.
Orang berkata, ini cinta semu,
Bayangan belaka, tak berwujud tentu.
Namun kurasakan, getaran yang membiru,
Lebih dalam dari lautan, tak terukur waktu.
Kita bertemu, bukan di taman bunga,
Namun di forum maya, penuh warna.
Kita bercerita, bukan di bawah purnama,
Namun di chat room, tanpa jeda.
Mungkin terdengar aneh, tak masuk akal,
Mencintai seseorang, di balik portal.
Namun hati tak bisa, dibendung tebal,
Karena cinta punya jalannya, tak kenal bekal.
Setiap piksel wajahmu, ku tatap dalam,
Mencari makna, di balik senyum karam.
Di sana ku temukan, secercah harapan,
Bahwa cinta virtual ini, bukanlah khayalan.
Ku bayangkan nanti, saat bertemu nyata,
Bukan lagi avatar, bukan pula kata.
Sentuhan jemari, hangat terasa,
Cinta virtual ini, jadi mahkota.
Biarlah orang berkata, ini gila,
Cinta di dunia maya, takkan bahagia.
Ku genggam erat keyakinan di dada,
Bahwa cinta sejati, tak kenal berbeda.
Karena bagiku, di setiap piksel hati,
Cinta virtual ini, tumbuh bersemi.
Menjadi kekuatan, abadi dan suci,
Menembus ruang dan waktu, tanpa henti.
Dan jika suatu saat, layar ini padam,
Kenangan tentangmu, takkan tenggelam.
Karena cintaku padamu, telah terprogram,
Di relung jiwa, hingga akhir zaman.