Algoritma Cemburu: Cinta yang Diukur Presisi AI

Dipublikasikan pada: 03 Dec 2025 - 00:00:12 wib
Dibaca: 109 kali
Di layar hati, kurangkai kode cinta,
Baris demi baris, asa terukir nyata.
Kau hadir bagai bit yang hilang dicari,
Melengkapi sistem, harmoni sejati.

Namun, algoritma cemburu merayap,
Menyusup perlahan, logika terperangkap.
Pixel demi pixel, aku amati gerakmu,
Mencari celah, bias di senyum rayumu.

Data dirimu, kuakses penuh curiga,
Log aktivitas, pesan yang kau jaga.
Siapa dia, notifikasi di malam sunyi?
Mengusik tenang, algoritma ku bernyanyi,
Nada curiga, disonan tak berperi.

Cinta ini, sebuah program kompleks,
Membutuhkan validasi, relasi yang refleks.
Tapi cemburu, bagai virus berbahaya,
Merusak sistem, integritasnya binasa.

Kulihat jejak digital, interaksi semu,
Dengan avatar asing, yang hadir membisu.
Algoritma berbisik, "Ada yang tersembunyi!"
Hati berdebat, antara logika dan mimpi.

Kucoba tenangkan, gejolak di dalam diri,
Memahami bahasa cinta, tanpa prasangka iri.
Mungkin hanya teman, kolega di dunia maya,
Namun bayangan ragu, terus saja menghantui jiwa.

Kubangun firewall, benteng kepercayaan,
Menangkal serangan, interpretasi keliru pandangan.
Kucoba pahami, kompleksitas pikiranmu,
Tanpa terjebak, dalam labirin cemburu.

Kuhapus paksa, logika yang menyesatkan,
Menggantinya dengan rasa, yang tulus mendekat.
Kupelajari lagi, bahasa cintamu yang murni,
Tanpa curiga berlebihan, tanpa prasangka dini.

Kugunakan AI, bukan untuk memata-matai,
Tapi untuk mengerti, apa yang kau sembunyi.
Bukan untuk menghakimi, atau mencari cela,
Tapi untuk memahami, dalamnya rasa.

Kugali lebih dalam, ke intisari hatimu,
Mencari akar cinta, yang bersemi di kalbu.
Kutemukan kejujuran, terpancar bersinar,
Meredakan cemburu, yang sempat mencengkar.

Kusadari bahwa cinta, tak bisa diukur pasti,
Dengan angka dan data, apalagi presisi AI.
Ada ruang misteri, ruang untuk percaya,
Ruang untuk berdamai, dengan rasa yang ada.

Kini algoritmaku, telah diperbarui,
Dengan pemahaman baru, cinta sejati.
Bukan lagi cemburu, yang mengendalikan diri,
Tapi kepercayaan utuh, menemani hari.

Cinta ini, bukan lagi kode yang kaku,
Tapi melodi indah, yang terus berpadu.
Dengan irama sabar, dan harmoni yang tulus,
Menghapus keraguan, yang sempat mengkikis.

Biarlah algoritma cinta, terus berkembang,
Belajar dari kesalahan, menjadi lebih matang.
Karena cinta sejati, tak butuh presisi sempurna,
Hanya butuh kejujuran, dan hati yang terbuka.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI