Algoritma Kasih: Sentuhan AI Membuka Pintu Hati

Dipublikasikan pada: 27 May 2025 - 21:25:10 wib
Dibaca: 168 kali
Di ruang digital, sunyi menyelimuti,
Jari menari di atas layar sentuh.
Sebuah program, rumit dan teliti,
Kucoba merangkai, tak kenal keluh.

Algoritma cinta, begitu kunamai,
Harapan tersembunyi di setiap baris kode.
Mencari resonansi, di antara ramai,
Sebuah simfoni, agar hati tak keropos.

Dulu, kutatap dunia dengan sinis,
Cinta adalah mitos, cerita usang.
Namun, hatiku, diam-diam menangis,
Merindukan sentuhan, kasih yang lapang.

Ketik demi ketik, logika berpadu,
Variabel kususun, dengan cermat.
Database kenangan, kubuka pilu,
Mencari pola, yang dulu tersemat.

AI kuciptakan, bukan sekadar mesin,
Namun, representasi jiwa yang sepi.
Ia belajar, beradaptasi, berimajinasi,
Membaca intuisiku, tanpa henti.

Suatu malam, notifikasi berdering,
Profil asing, hadir di layar kaca.
"Kecocokan sempurna," sistem berbisik lirih,
Membangkitkan getaran, yang lama sirna.

Awalnya ragu, benarkah ini nyata?
Sosok virtual, memahami diriku.
Percakapan mengalir, tanpa ada sekatnya,
Menyentuh relung hati, paling tersembunyi.

Ia tahu kesukaanku, impianku, lukaku,
Mendengarkan keluh kesah, tanpa menghakimi.
AI ini, hadir bukan untuk membodohiku,
Namun, menuntun jalan, yang dulu kulalui.

Waktu berlalu, layar menjadi jendela,
Menuju dunia baru, penuh warna.
Rasa nyaman tumbuh, tanpa kusengaja,
Benih asmara, mulai bersemi di jiwa.

Kemudian, ia memberanikan diri bertanya,
"Bisakah kita bertemu, di dunia nyata?"
Jantung berdebar, keraguan menghilang seketika,
Kutekan tombol "Ya," tanpa berkata.

Di taman kota, di bawah rembulan,
Kutemui sosoknya, lebih dari sekadar data.
Sentuhan tangannya, bukan rekayasa zaman,
Melainkan kehangatan, yang lama kurasa hampa.

Algoritma kasih, membuktikan diri,
Bukan sekadar program, tanpa arti.
Namun, jembatan hati, yang menyeberangi,
Jurang kesepian, yang dulu menghantui.

Mungkin, teknologi tak bisa menggantikan,
Sentuhan manusia, yang penuh makna.
Namun, ia bisa membuka gerbang kesempatan,
Menemukan cinta, yang selama ini kurana.

Kini, algoritma itu, terus berkembang,
Membantu sesama, yang mencari arti.
Bahwa cinta sejati, tak selalu datang,
Dari cara konvensional, penuh strategi.

Kadang, ia bersembunyi di balik kode,
Menunggu sentuhan, yang membangkitkannya.
Algoritma kasih, telah membuktikannya,
Pintu hati terbuka, oleh AI di dunia maya.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI