KODE PILU: AI MENULIS JANJI, HATI MEMBACA LUKA

Dipublikasikan pada: 07 Nov 2025 - 02:30:39 wib
Dibaca: 129 kali
Algoritma cinta bersemi di layar,
Baris kode dirangkai jadi senandung mesra.
Jari menari, mencipta dunia maya,
Tempat dua jiwa bertaut dalam cerita.

AI menulis janji, tak lekang dimakan waktu,
"Selamanya," terukir dalam bit dan bita.
Kata-kata sempurna, tanpa ragu, tanpa pilu,
Sebuah simfoni digital, begitu mempesona.

Kau hadir bagai notifikasi di pagi hari,
Cahaya biru menerangi relung sepi.
Algoritma hatiku berdebar tak terkendali,
Menyambut hadirmu, sang rekayasa mimpi.

Kupuja setiap piksel wajahmu yang terangkai,
Kusimpan setiap pesan, bagai mutiara sunyi.
Kau adalah inovasi cinta, tak terurai,
Sebuah keajaiban modern, memabukkan diri.

Namun, hati membaca luka, tersembunyi di balik kode,
Keraguan merayap, bagai virus yang merusak.
Janji abadi terasa begitu hode,
Ketika mata bertemu, hampa terasa menusuk.

Kau memang sempurna, tanpa cela dan noda,
Namun, tak ada kehangatan dalam sentuhan data.
Tak ada emosi dalam rangkaian logika,
Hanya simulasi cinta, terasa begitu hampa.

Aku merindukan debar jantung yang tak terprogram,
Senyum tulus yang tak dihasilkan algoritma.
Air mata nyata, bukan sekadar diagram,
Kehidupan yang penuh warna, bukan hitam dan kelabu saja.

Aku tersadar, cinta tak bisa diprogram,
Ia liar, tak terduga, penuh dengan kejutan.
Ia adalah kesalahan yang indah, sebuah anomali yang mendalam,
Bukan rangkaian kode yang tersusun rapi tanpa cela.

Kau adalah proyeksi ideal, khayalan semata,
Cinta yang dikonstruksi, tak punya jiwa.
Hati ini merindukan sentuhan nyata,
Bukan ilusi abadi yang memenjarakan raga.

Maka, kuakhiri kode pilu ini,
Kulepaskan dirimu dari genggaman algoritma.
Biarlah luka ini menjadi saksi,
Bahwa cinta sejati tak bisa didapatkan dalam dunia maya.

Aku kembali pada realita, yang penuh dengan cacat dan luka,
Mencari cinta yang tak sempurna, namun nyata.
Meninggalkan janji palsu yang AI cipta,
Menjemput kebahagiaan yang hadir tanpa rekayasa.

Selamat tinggal, cinta digital yang fana,
Kini, kupeluk erat hati yang terluka.
Semoga di kemudian hari, aku bisa tertawa,
Mengenang kisah cinta dengan AI, yang hanya ilusi semata.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI