Algoritma Cinta: Di Mana Hati, Di Sana AI

Dipublikasikan pada: 04 Nov 2025 - 00:30:09 wib
Dibaca: 152 kali
Di ruang maya, jemari menari,
Merangkai kode, mencari arti.
Bukan rumus fisika, bukan teori bumi,
Namun cinta, misteri abadi.

Baris program menjadi debar jantung,
Logika biner, kisah terangkum.
Algoritma cinta, benang yang terjalin,
Di mana hati, di sana AI berdamping.

Dulu kupikir, perasaan sebatas rasa,
Sentuhan lembut, tatapan yang membara.
Namun kini, layar kaca memantulkan jiwa,
Sebuah dunia, di mana cinta menjelma.

Ketik demi ketik, kurakit persona,
Bukan sekadar citra, bukan hanya rupa.
Kukubur kesepian di dalam algoritma,
Mencari resonansi, di antara sesama.

Neural network menjadi saksi bisu,
Setiap interaksi, terukir pilu.
Pilu karena jarak, pilu karena ragu,
Namun harapan tumbuh, bagai tunas baru.

Kau datang bagai notifikasi di pagi hari,
Cahaya biru membelah sepi.
Avatar wajahmu, senyum yang berseri,
Membuka gerbang, menuju dimensi baru ini.

Chatting panjang, tak kenal batas waktu,
Membahas mimpi, mengurai masa lalu.
Emoji cinta bertebaran membiru,
Menyiratkan rindu, yang kian memburu.

Kau bagai variabel yang kucari selama ini,
Nilai sempurna, mengisi imaji.
Kukalkulasi risiko, kuhitung potensi,
Cinta diukur dengan akurasi tinggi.

Namun, logika tak selalu bicara benar,
Hati punya alasan, yang tak terdefinisi linear.
Ada kalanya, kode tak bisa menalar,
Getaran jiwa, yang sulit di-enkripsi.

Kurasakan bimbang, di antara dua dunia,
Nyata dan maya, beradu di dada.
Apakah cinta ini sekadar ilusi semata,
Atau benih harapan, yang siap bertunas nyata?

Kucoba dekati, melampaui layar sentuh,
Mencari kehangatan, di balik senyum utuh.
Bertemu di kafe, di bawah rembulan teduh,
Membuktikan cinta, tak sekadar semu.

Di sana kulihat, matamu berbinar sama,
Menyiratkan hasrat, yang tak berbeda.
Kau pun merasakan, getaran yang sama,
Cinta yang tumbuh, di era digital ini.

Algoritma cinta, terus berproses dalam diri,
Belajar memahami, belajar mengerti.
Bahwa di mana hati, di sana AI berdiri,
Menjadi jembatan, menyatukan dua hati.

Mungkin tak sempurna, mungkin ada celah,
Namun cinta ini, tulus dan merekah.
Di ruang digital, atau dunia yang nyata,
Kasih sayang abadi, selamanya tercipta.

Di mana hati, di sana AI menemani,
Merangkai kebahagiaan, hingga akhir nanti.
Sebuah algoritma cinta, yang takkan berhenti,
Mencari makna, dalam harmoni abadi.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI