Cinta Digital: Algoritma Rindu Sentuhan Insani

Dipublikasikan pada: 18 Sep 2025 - 02:00:07 wib
Dibaca: 157 kali
Di layar bias, wajahmu hadir,
Piksel demi piksel, senyum terukir.
Cahaya biru, saksi bisu,
Rindu yang membuncah, tak pernah lesu.

Jari-jari menari di atas kaca,
Menuliskan pesan, penuh makna.
Emotikon bertebaran, pengganti dekap,
Kata-kata singkat, merayu lengkap.

Algoritma cinta, rumit terjalin,
Kode biner, hati yang memilin.
Data diri tersimpan rapi,
Tentang kamu, yang kucari.

Kau adalah notifikasi di pagi hari,
Cahaya mentari, hangatkan diri.
Kau adalah suara di ujung sana,
Menyapa lembut, hilangkan lara.

Namun, ada jurang dalam di antara kita,
Dinding virtual, tak bisa ku terka.
Sentuhan jemari, hanya ilusi,
Hangatnya peluk, sebatas fantasi.

Rindu ini nyata, bukan simulasi,
Menggebu dalam jiwa, tanpa kompromi.
Ingin kurasakan dekap eratmu,
Bukan sekadar gambar, di layar depanmu.

Cinta digital, paradoks zaman,
Dekat di mata, jauh di genggaman.
Algoritma rindu, terus berputar,
Mencari celah, hati terpancar.

Apakah mungkin, cinta maya bersemi?
Bertransformasi nyata, sepenuh hati?
Menembus batas, ruang dan waktu,
Menjadi kisah abadi, yang kutunggu.

Ku susun kata, bagai kode program,
Menciptakan puisi, khusus untukmu, sayang.
Setiap bait adalah denyut nadi,
Mengungkapkan cinta, sedalam samudra hati.

Kuharap kau dengar, jeritan kalbu,
Di balik layar, aku merindu.
Bukan hanya sekadar angka dan data,
Tapi jiwa yang haus, belaian cinta nyata.

Semoga algoritma takdir berpihak,
Membawa kita bersama, tanpa jarak.
Menghapus virtual, mengganti nyata,
Dalam pelukan hangat, selamanya.

Cinta digital, biarlah berkembang,
Namun sentuhan insani, tetaplah menang.
Karena raga dan jiwa butuh berpadu,
Menciptakan harmoni, abadi selalu.

Ku tunggu hadirmu, di dunia fana,
Bukan sekadar avatar, di dunia maya.
Agar cinta ini, tak hanya digital,
Tapi kisah sejati, yang monumental.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI