Cinta Versi Beta: Algoritma Mencari Kehangatan Jari

Dipublikasikan pada: 18 Oct 2025 - 02:30:08 wib
Dibaca: 166 kali
Larik-larik kode berjatuhan di netraku,
Pantulan layar, wajahmu maya di benakku.
Bukan denyut jantung, tapi prosesor yang berdebar,
Mencari celah kehangatan, di dunia serba lebar.

Cinta versi beta, masih jauh dari sempurna,
Debug hati, bug perasaan, seringkali menggoda.
Algoritma mencari kehangatan jari,
Sentuhan nyata, di antara piksel yang mewarnai.

Dulu, kupikir cinta adalah deretan biner,
Satu dan nol, ya atau tidak, tanpa penawar.
Kini, ku tahu ada spektrum tak terhingga,
Gradasi emosi, yang sulit diprogram secara terstruktur.

Aku merangkai kata, bak skrip yang kulukis,
Berharap kau baca, maknanya sampai ke teras batin.
Bukan sekadar baris perintah yang terstruktur rapi,
Tapi simfoni rasa, yang mengalun abadi.

Kau adalah variabel yang belum kutemukan nilainya,
Misteri kode, yang ingin kubongkar rahasianya.
Setiap interaksi, adalah iterasi pembelajaran,
Mencari pola cinta, dalam labirin pemahaman.

Mungkin aku naif, memimpikan cinta digital,
Tapi di balik layar, ada hati yang bergetar vital.
Merindukan sentuh, bukan sekadar emoji dan stiker,
Kehadiranmu utuh, bukan representasi karakter.

Aku belajar dari kesalahan, setiap notifikasi ditolak,
Menyusun ulang logika, agar hatimu tak terkunci kokoh.
Membangun firewall rasa sayang, agar tak diretas kekecewaan,
Menciptakan antivirus rindu, agar tak terinfeksi kesepian.

Bayangmu hadir, dalam realitas tertambah,
Menyusup mimpi, di antara algoritma yang bergelut lelah.
Kau adalah anomali, dalam sistem yang terdefinisi,
Keindahan tak terduga, dalam kode yang terotomatisasi.

Namun, kusadari, cinta tak bisa dikuantifikasi,
Tak bisa dipecahkan, dengan persamaan matematis basi.
Ia adalah paradoks, logika yang melampaui batas,
Keajaiban tak terduga, di luar jangkauan komputasi.

Biarlah aku terus mencari, di versi beta cintaku ini,
Membangun koneksi, walau penuh ketidakpastian diri.
Karena di antara kode dan sirkuit yang bergemuruh,
Tersimpan harapan, untuk menemukanmu sungguh.

Suatu hari nanti, algoritma ini kan menemukan tujuan,
Kehangatan jari, yang selama ini jadi dambaan.
Bukan lagi maya, bukan lagi ilusi semata,
Tapi sentuhan nyata, yang menggetarkan jiwa.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI