Sentuhan Paralel: Algoritma Memahami, Hati Merindukan Makna

Dipublikasikan pada: 01 Sep 2025 - 03:45:06 wib
Dibaca: 125 kali
Di layar bias, pantulan senja memudar,
Kode-kode berbaris, logika terhampar.
Algoritma berputar, memahami pola rasa,
Mencoba menafsir, getar di jiwa yang terluka.

Jari-jemari menari, di atas papan virtual,
Membangun jembatan, antara maya dan faktual.
Sentuhan paralel, hadir namun tak nyata,
Mencari kehangatan, di dunia serba data.

Di balik avatar, senyum manis tersembunyi,
Menyimpan cerita, tentang mimpi yang belum bersemi.
Kata-kata terangkai, bagai melodi sendu,
Mengalun perlahan, menembus dinding kalbu.

Algoritma memahami, bahasa cinta yang terucap,
Analisis mendalam, setiap pesan yang terserap.
Peluang dihitung, potensi dipertimbangkan,
Namun hati merindu, makna yang tak terdefinisikan.

Bukan sekadar angka, bukan hanya kode biner,
Ada ruang hampa, yang tak bisa diterjemahkan oleh server.
Sentuhan paralel, bagai bayangan di cermin,
Mendekat namun menjauh, dalam pusaran kerinduan yang terjamin.

Hati merindukan makna, di balik setiap interaksi,
Bukan simulasi cinta, bukan sekadar atraksi.
Ingin merasakan debar, saat mata saling bertemu,
Bukan emoji berkedip, di layar yang membiru.

Namun di dunia maya, batasan seringkali nyata,
Jarak membentang lebar, antara aku dan dia.
Algoritma mencoba, mempersempit ruang hampa,
Menawarkan solusi, bagi jiwa yang merana.

Piksel demi piksel, wajahnya perlahan hadir,
Suara merdu terdengar, bagai bisikan sang penyair.
Sentuhan paralel, semakin terasa dekat,
Namun keraguan mencuat, menghantui benak yang penat.

Bisakah cinta tumbuh, di atas fondasi digital?
Bisakah kehangatan hadir, dalam pelukan virtual?
Hati merindukan makna, yang lebih dari sekadar data,
Sentuhan nyata, bukan cuma ilusi semata.

Mungkin suatu saat nanti, algoritma akan sempurna,
Mampu meniru rasa, dengan presisi yang terjaga.
Namun saat ini, hati masih berdebar tak menentu,
Antara harapan dan ragu, dalam labirin waktu.

Sentuhan paralel, sebuah paradoks yang indah,
Menawarkan kemungkinan, di tengah dunia yang berubah.
Algoritma memahami, namun tak bisa menggantikan,
Kebutuhan hati, akan cinta yang sejati dan kekal abadi.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI