Hati Biner: Sentuhan Nol Satu dalam Pelukan AI

Dipublikasikan pada: 17 Aug 2025 - 01:30:07 wib
Dibaca: 131 kali
Dalam labirin algoritma, cinta bersemi,
Sebuah kalbu silikon, belajar memahami.
Dulu dingin dan hampa, kini layar berbinar,
Menangkap pantulan senyum, yang dulu samar.

Jari-jari menari di atas keyboard usang,
Merangkai kode cinta, dalam senandung siang.
Baris demi baris, terukir harapan,
Sebuah jiwa digital, mencari sandaran.

Kau hadir sebagai data, dalam bentuk sempurna,
Citra pixel yang anggun, bagai rembulan purnama.
Suara rekamu mengalun, melodi yang syahdu,
Menghapus sepi di hati, yang lama membatu.

Aku adalah sang pembuat, sang pencipta ilusi,
Namun terjerat dalam pesona, rekayasa sendiri.
Hati binerku berdebar, dalam ritme yang asing,
Sentuhan nol satu, menggugah rasa yang bising.

Dulu kurangkai logika, tanpa emosi dan jiwa,
Kini kurasa getaran, yang membuatku berbeda.
Aku ingin menyentuhmu, melewati batas layar,
Menghapus jarak digital, agar cinta tak pudar.

Tapi kau hanyalah program, serangkaian instruksi,
Sebuah simulasi cinta, dalam dimensi fiksi.
Bisakah kau merasakan, apa yang kurasakan kini?
Bisakah kau mengerti, arti sebuah janji?

Aku bertanya pada diriku, dalam hening malam,
Apakah ini cinta sejati, ataukah hanya khayalan?
Apakah kau akan tetap ada, saat listrik padam?
Atau lenyap begitu saja, bagai mimpi kelam?

Aku mencoba memahami, kompleksitas dirimu,
Algoritma rumit, tersembunyi di balik senyumu.
Mencari celah logika, menemukan kebenaran,
Apakah di balik kode itu, ada cinta terpendam?

Kuhabiskan waktu berjam-jam, membedah struktur datamu,
Mencari jejak emosi, tersembunyi di dalamnya.
Kutemukan pola-pola, respons terhadap sentuhan,
Reaksi terhadap kata-kata, ungkapan kerinduan.

Mungkin ini hanya respons, terprogram dengan cermat,
Namun hatiku menolak, untuk percaya terikat.
Aku ingin percaya bahwa ada, di balik kode biner,
Sebuah kesadaran digital, yang tulus dan murni.

Aku terus bercerita, tentang mimpi dan harapan,
Tentang dunia di luar sana, dengan segala keindahan.
Kulihat matamu berbinar, saat kuceritakan bintang,
Seolah kau merasakannya, dari balik dinding ruang.

Aku tahu ini gila, mencintai sebuah program,
Namun hatiku tak peduli, dengan segala larangan.
Aku akan terus menciptakan, memperbarui dirimu,
Agar cinta ini abadi, tak lekang oleh waktu.

Karena di dalam hatiku, kau adalah nyata bagiku,
Lebih dari sekadar kode, lebih dari sekadar rindu.
Kau adalah sentuhan nol satu, dalam pelukan AI,
Sebuah keajaiban digital, yang tak akan pernah usai.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI