Jemari menari di atas kaca,
Menyusuri jejakmu, kemana saja.
Algoritma cinta mulai bekerja,
Menghitung detik, merangkai prasangka.
Sentuhan layar, dingin terasa,
Padahal dulu, getarnya membara.
Kini notifikasi jadi saksi bisu,
Kau berbagi waktu, bukan denganku.
Foto terpampang, senyum merekah,
Bersama dia, tawa berderah.
Hatiku mencelos, bagai terhempas badai,
Cemburu merajalela, tak terkendali.
Dulu, setiap pesan singkatmu,
Kusimpan rapi, bagai permata biru.
Kini, setiap balasanmu terlambat,
Aku curiga, kau sedang berdebat,
Dengan hatiku, tentang siapa yang terhebat.
Layar ini, jendela dunia maya,
Menyuguhkan fakta, pahit rasanya.
Kau ada di sana, berbagi cerita,
Sementara aku di sini, terluka nestapa.
Kuketikkan pesan, jemari gemetar,
Bertanya kabarmu, walau ragu terlempar.
Balasanmu singkat, tak seperti dulu,
Seolah jarak membentang, setinggi gunung semu.
Kucoba menepis, pikiran yang kelabu,
Mungkin kau sibuk, mungkin kau terpaku,
Pada pekerjaan, pada urusan lain,
Namun cemburu ini, semakin menggigit batin.
Kulihat lagi profilmu, diperbarui,
Foto berdua, dengan senyum yang abadi.
Hatiku hancur, berkeping-keping sudah,
Cinta tak terbagi, menyisakan gundah.
Algoritma cemburu, semakin menggila,
Menghitung setiap interaksi, setiap cela.
Setiap komentar, setiap tanda suka,
Menjadi bara api, membakar jiwa.
Kucoba mematikan notifikasi,
Berharap cemburu ini, segera terhenti.
Namun bayangmu, tetap menghantui,
Di setiap sudut layar, di setiap mimpi.
Aku tahu, ini tak sehat, tak waras,
Terjebak dalam lingkaran, prasangka yang keras.
Namun cinta ini, terlalu besar,
Untuk menerima kenyataan, kau bukan lagi milikku secara kasar.
Aku ingin berteriak, meluapkan rasa,
Namun bibirku kelu, tak mampu berkata.
Hanya air mata, yang menetes perlahan,
Membasahi layar, yang penuh dengan kenangan.
Mungkin aku harus belajar, melepaskanmu pergi,
Walau hatiku sakit, bagai tersayat belati.
Mungkin aku harus merelakan, kebahagiaanmu di sana,
Walau aku di sini, terpuruk dalam luka.
Karena cinta sejati, tak harus memiliki,
Namun merelakan, walau pedih di hati.
Semoga algoritma cemburu ini, segera usai,
Dan aku bisa menemukan, cinta yang baru, yang lebih damai.