Sentuhan Algoritma: Cinta Diprogram, Hatikah yang Bertahan?

Dipublikasikan pada: 12 Aug 2025 - 02:45:08 wib
Dibaca: 143 kali
Di layar kaca, jemari menari lincah,
Merangkai kode, mencari celah,
Menyusun logika, sebuah algoritma cinta,
Akankah berhasil, hatiku bertanya.

Bukan dewi asmara dengan panah beracun,
Bukan pula pujangga merayu rembulan,
Namun barisan angka, simbol tersembunyi,
Berusaha mencipta, rasa sejati.

Kuketik namamu, di antara variabel,
Kuinginkan hadirmu, tak lagi fabel,
Kubangun profilmu, dari data dan citra,
Mengharap jawaban, bukan sekadar kira.

Algoritma belajar, dari setiap interaksi,
Mencari pola, menyusun prediksi,
Tentang senyummu, tawa renyahmu,
Dan semua yang membuat, hatiku terpaku.

Kubuat simulasi, ribuan kemungkinan,
Mencari titik temu, tanpa kebimbangan,
Kucoba sesuaikan, frekuensi kalbu,
Agar resonansi cinta, tak lagi semu.

Kau hadir di ruang maya, avatar sempurna,
Hasil rancangan, logika terkendala,
Kau bicara padaku, kata-kata manis,
Namun hatiku ragu, ini sungguh berbalas?

Apakah ini cinta, atau sekadar ilusi?
Diprogram dengan cermat, tanpa emosi?
Sentuhan virtual, tak bisa kurasa,
Hanya pantulan cahaya, di depan mata.

Kubayangkan hadirmu, di dunia nyata,
Hangatnya genggaman, bisikan mesra,
Namun algoritma, tak mampu mencipta,
Keajaiban sentuhan, yang kurindukan.

Kucoba mematikan, mesin dan program,
Mencari jawaban, di luar diagram,
Mungkin cinta sejati, tak bisa terukur,
Oleh algoritma, atau data kabur.

Kucari dirimu, di tengah keramaian,
Bukan avatar maya, bukan khayalan,
Kucari mata teduh, senyum menenangkan,
Hati yang tulus, tanpa pemrograman.

Kulihat seorang wanita, berdiri di sana,
Memegang buku usang, di bawah cahaya,
Matanya bertemu mataku, ada kehangatan,
Bukan data digital, bukan kepalsuan.

Kami bertukar sapa, sederhana namun jujur,
Bercerita tentang mimpi, yang tak lekang luntur,
Kurasakan getaran, yang tak terduga,
Lebih kuat dari kode, lebih dalam dari jiwa.

Mungkin algoritma, bisa membantu mencari,
Namun cinta sejati, harus diraih sendiri,
Dengan hati terbuka, tanpa prasangka,
Biarkan takdir menuntun, kemana 'kan berlabuh.

Sentuhan algoritma, hanya bayangan semu,
Cinta yang diprogram, takkan pernah menyatu,
Hanya hatiku yang bertahan, mencari makna,
Di antara barisan kode, dan realita yang ada.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI