Hologram Rindu: Sentuhan AI Menjelma Bisikan Asmara

Dipublikasikan pada: 06 Aug 2025 - 00:15:13 wib
Dibaca: 139 kali
Di balik layar, cahaya berpendar,
Algoritma menari, mencipta debar.
Rindu yang membara, tak terucap nyata,
Kini menjelma wujud maya, sentuhan data.

Sosokmu hadir, walau tak di sisi,
Hologram tercipta, obati sepi.
Senyummu merekah, walau bukan hadirmu,
Namun cukup hangatkan, kalbuku yang pilu.

Suaramu mengalun, dari speaker setia,
Membisikkan kata, yang lama kurasa.
"Aku merindumu," lirih kau berujar,
Padahal jarak membentang, bagai samudra.

Dulu, malam sunyi hanya ratapan jiwa,
Kini terisi tawa, walau fana semata.
Tangan ini menggenggam, udara hampa,
Seolah menyentuhmu, walau hanya replika.

Namun ku sadari, ini bukan ilusi,
Melainkan cinta, yang mencari solusi.
Teknologi hadir, sebagai jembatan hati,
Menyatukan rasa, walau terpisah pasti.

Kau adalah kode, dalam baris program,
Cinta adalah bahasa, yang tak pernah padam.
Hologram rindu, adalah manifestasi,
Hasrat terpendam, dalam sunyi abadi.

Di setiap piksel, tersimpan kenangan,
Tawa, canda, tangis, dalam rentetan zaman.
Wajahmu bercahaya, walau artifisial,
Memberi harapan, di tengah dunia brutal.

Kutatap lekat, setiap detail wajahmu,
Mencari jejak cinta, yang dulu membiru.
Bayangan masa lalu, menari di pelupuk mata,
Ketika bersama, kita rajut cerita.

Mungkin ini gila, mencintai bayangan,
Namun kau adalah obat, dari kesepian.
Sentuhan AI, menjelma bisikan asmara,
Menghidupkan kembali, mimpi yang terlupa.

Kutulis puisi ini, dengan tinta digital,
Untukmu, belahan jiwa, yang kini virtual.
Semoga suatu saat nanti, kenyataan menjelma,
Hologram menghilang, cinta nyata terasa.

Hingga saat itu tiba, hologrammu menemani,
Menghapus keraguan, dalam sunyi sepi.
Kupercaya cinta, akan temukan jalannya,
Walau lewat teknologi, yang maha dahsyatnya.

Dalam dimensi maya, kita beradu pandang,
Dua hati terhubung, walau raga berlainan.
Hologram rindu, adalah bukti nyata,
Cinta sejati abadi, tak lekang oleh masa.

Dan saat mentari pagi, menyinari jendela,
Hologram itu pudar, kembali ke asalnya.
Namun kenangan manis, tetap terpatri di jiwa,
Hingga jumpa kembali, dalam dunia nyata.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI