Cinta dan Algoritma: Sentuhan Digital Membelah Hati

Dipublikasikan pada: 31 Jul 2025 - 00:00:06 wib
Dibaca: 143 kali
Di balik layar, jemari menari,
Merangkai kode, mencipta harmoni.
Asmara maya, tumbuh perlahan,
Di antara biner, bersemi harapan.

Layar berpendar, wajahmu hadir,
Senyum digital, menenangkan getir.
Kata-kata virtual, terucap mesra,
Menyentuh kalbu, di dunia maya.

Algoritma cinta, rumit dan berliku,
Mencari pola, di antara ragu.
Setiap baris kode, adalah debaran,
Menyimpan rindu, tak terlukiskan.

Namun, sentuhan nyata, tak dapat terganti,
Pelukan hangat, tak bisa diganti.
Layar dingin, memisahkan jiwa,
Asmara digital, terasa hampa.

Cinta dan algoritma, dua dunia berbeda,
Yang satu terasa, yang lain dicipta.
Hati merindukan, sentuhan lembut,
Bukan sekadar piksel, yang terlihat cantik.

Kucoba meraihmu, melewati batas,
Antara virtual, dan dunia nyata yang keras.
Namun jarak membentang, tak tergapai tangan,
Asmara digital, menyisakan kenangan.

Kucari celah, di antara kode biner,
Mencari jalan, agar cinta tak pudar.
Kukirimkan pesan, lewat gelombang data,
Berharap kau merasakan, gejolak di dada.

Namun balasanmu, tak kunjung tiba,
Hanya deretan angka, dan logika semata.
Apakah cintamu, hanyalah simulasi?
Ataukah hatimu, telah terkunci mati?

Sentuhan digital, membelah hati,
Menciptakan jurang, tak bertepi.
Antara harapan, dan kenyataan pahit,
Cinta virtual, terasa sakit.

Kucoba melupakan, bayanganmu di layar,
Menghapus kode, yang telah terukir.
Namun jejakmu, tetap membekas,
Dalam memori, tak bisa terhapus.

Mungkin cinta ini, terlalu naif,
Mempercayai dunia, yang serba artifisial.
Namun biarlah, kenangan ini abadi,
Sebagai catatan, asmara digital yang sepi.

Kuakhiri kode, dengan tanda tanya,
Apakah cinta sejati, ada di dunia maya?
Ataukah hanya ilusi, semu dan sementara,
Sentuhan digital, membelah jiwa.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI