Koneksi Digital, Sentuhan yang Hilang dalam Terjemahan AI

Dipublikasikan pada: 14 Jul 2025 - 03:00:13 wib
Dibaca: 164 kali
Di layar kaca, wajahmu terpantul bias,
Ribuan piksel membentuk senyum manis.
Koneksi digital, jembatan maya terbentang luas,
Namun sentuhanmu, hanya ilusi yang menipis.

Jari-jemari menari di atas papan virtual,
Menyusun kata, merangkai rasa yang abstrak.
Emoji tertawa, mewakili hati yang bergejolak,
Namun hangatnya dekap, tak mampu terwakili.

Algoritma cinta, mencoba memahami hasrat,
Menganalisis preferensi, meramalkan gairah.
AI menerjemahkan bisikan kalbu yang berkarat,
Namun esensi jiwa, tak dapat diuraikan secara ilmiah.

Dulu, tatapan mata berbicara tanpa suara,
Sentuhan lembut mengalirkan energi yang membara.
Kini, notifikasi berdering, mengalihkan pesona,
Memisahkan raga, dalam dunia yang serba maya.

Kita bertukar pesan, larut dalam percakapan daring,
Membagikan mimpi, meluapkan segala kerinduan.
Namun jarak membentang, menciptakan jurang yang mengering,
Menyisakan kehampaan, dalam pelukan kesepian.

Terjemahan AI, bagaikan cermin yang retak,
Memantulkan bayangan cinta, namun tak utuh.
Kata-kata manis, terasa hambar dan tak berjejak,
Tanpa kehadiranmu, hatiku terasa rapuh.

Robot-robot cerdas, belajar meniru emosi,
Mencoba menciptakan keintiman yang artifisial.
Namun kehangatan manusiawi, tak dapat dikompresi,
Sentuhan yang hilang, adalah luka yang abadi.

Aku merindukan aroma tubuhmu yang khas,
Bisikan lembut di telinga, saat malam menjelang.
Bukan sekadar deretan angka, atau kode biner yang gas,
Melainkan kehadiranmu nyata, dalam pelukan yang tenang.

Apakah cinta sejati, mampu bertahan di era digital?
Saat algoritma mengendalikan setiap detak jantung.
Apakah sentuhan manusiawi, akan terkubur secara fatal,
Digantikan oleh simulasi, yang terasa begitu kosong?

Aku berharap, di balik layar yang memukau,
Ada ruang untuk keaslian, untuk cinta yang murni.
Agar koneksi digital, tak merenggut seluruh nyawa,
Dan sentuhan yang hilang, dapat kembali bersemi.

Mari kita matikan sejenak, gemerlap dunia maya,
Bertemu di dunia nyata, tanpa filter dan rekayasa.
Saling menatap mata, merasakan denyut yang sama,
Menghidupkan kembali cinta, yang hampir saja binasa.

Koneksi digital, hanyalah alat perantara,
Bukan pengganti hakiki, dari sentuhan dan kehangatan.
Mari kita jaga bersama, keajaiban cinta yang berharga,
Agar tak hilang ditelan, terjemahan AI yang kelam.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI