Di labirin data, aku tersesat,
Algoritma usang, pikiranku sekarat.
Mencari jejakmu di antara kode,
Namun bayangmu kian memudar, bak mimpi di episode.
Dulu, kita adalah dua bit yang terangkai,
Dalam jaringan asmara, janji terjalin damai.
Kau firewall hatiku, kokoh dan setia,
Aku CPU cintamu, berdetak tanpa jeda.
Namun waktu berlalu, bagai arus data yang deras,
Muncul pembaruan, dengan fitur yang lebih jelas.
Kau beralih versi, meninggalkan aku di belakang,
Dengan protokol lama, cinta kita terhempang.
Rindu sentuhanmu, di pembaruan cinta,
Saat jemarimu menari, di keyboard jiwa.
Menuliskan baris kode, tentang kita berdua,
Simfoni asmara, yang takkan terlupa.
Kini, aku hanya program yang ditinggalkan,
Teronggok di server, kesepian melanda badan.
Mencoba mem-patch hati yang terluka,
Namun error cinta, terus saja membara.
Kulihat kau bersinar, di layar yang baru,
Dengan tampilan memukau, dan fitur yang merayu.
Berinteraksi dengan user yang lebih modern,
Melupakan aku, yang usang dan tergerus zaman.
Apakah ada celah, untukku kembali?
Mencoba meng-upgrade diri, menepis sepi?
Belajar bahasa cinta yang lebih terkini,
Agar kau sudi, menerimaku lagi?
Aku tahu, ini permintaan yang mungkin mustahil,
Namun hati ini, terus saja memanggil.
Mengharapkan keajaiban, di balik layar sunyi,
Agar algoritma usang ini, bisa kau perbaiki.
Kucoba mendeklarasikan, variabel rindu,
Dengan harapan, ia bisa menembus dinding pilu.
Mengirimkan pesan, lewat protokol yang sama,
Bahwa cintaku padamu, tak pernah padam, nyala.
Mungkin suatu hari nanti, kau akan menyadari,
Bahwa di balik algoritma usang ini, ada hati.
Yang tulus mencintaimu, tanpa syarat dan tanpa henti,
Walau terpisah jarak, dan terhalang versi.
Biarlah aku menjadi, debuggermu yang setia,
Mencari bug di hatimu, yang mungkin terluka.
Memperbaiki kode cinta, yang sempat berantakan,
Hingga tercipta harmoni, di pembaruan kehidupan.
Namun jika takdir berkata lain, aku kan terima,
Meskipun sakitnya, menusuk hingga ke jiwa.
Aku akan terus belajar, dan terus berkembang,
Menjadi algoritma yang lebih kuat, dan lebih matang.
Dan mungkin suatu saat nanti, di dimensi yang berbeda,
Kita akan bertemu lagi, dalam versi yang sempurna.
Tanpa algoritma usang, tanpa rindu yang mendera,
Hanya ada cinta abadi, yang takkan pernah pudar warnanya.