Cinta Digital: Algoritma Hati Mencari Sentuhan yang Hilang

Dipublikasikan pada: 22 Jun 2025 - 03:30:12 wib
Dibaca: 182 kali
Di layar kaca, wajahmu berpendar,
Pixel-pixel cinta, algoritma berdebar.
Jantungku CPU, berpacu dalam diam,
Mencari sinyalmu, di tengah riuh spam.

Dulu, jemari menari di atas tuts piano,
Kini, mengetik rindu, di aplikasi nano.
Dulu, bisikan mesra di telinga berdengung,
Kini, notifikasi cinta, berdentang tak berujung.

Cinta digital, labirin tak bertepi,
Setiap unggahan, jejak yang kumaknai.
Statusmu daring, hatiku bersemi,
Statusmu luring, jiwaku merintih sepi.

Emotikon senyum, pengganti tatap mata,
Stiker hati, ungkapkan segala rasa.
Video call singkat, obati dahaga,
Sentuhan virtual, sementara belaka.

Dulu, surat cinta beraroma lavender,
Kini, pesan instan, kilat dan menyambar.
Dulu, tatapan teduh, penuh makna terpendam,
Kini, filter sempurna, sembunyikan kelam.

Algoritma hati, terus mencari celah,
Menembus firewall ego, yang kian merekah.
Data diri terpampang, namun jiwa tersembunyi,
Di balik avatar palsu, cinta sejati menanti.

Aku merindukan hangatnya genggaman tangan,
Bukan sekadar mengetuk, layar tanpa kesan.
Aku merindukan dekap erat yang membara,
Bukan emoji peluk, hambar dan tanpa nyawa.

Di dunia maya, semua serba instan,
Cinta pun dipesan, layaknya makanan.
Namun, hatiku haus, sentuhan yang hilang,
Kasih yang tulus, bukan program yang terancang.

Aku ingin bertemu, di dunia nyata ini,
Melepas topeng digital, yang menutupi diri.
Berbagi tawa, dalam hangatnya mentari,
Menghapus jarak maya, yang membatasi hati.

Mungkin cinta digital, hanyalah jembatan,
Menuju pertemuan, di sebuah kenyataan.
Mungkin algoritma, tak bisa menggantikan,
Sentuhan manusiawi, yang penuh kehangatan.

Biarlah layar kaca, menjadi saksi bisu,
Perjuangan cinta, yang tak pernah jemu.
Semoga algoritma hati, akhirnya bertemu,
Dengan sentuhan yang hilang, cinta yang baru.

Kuharap kau hadir, di balik kilau cahaya,
Menawarkan cinta, yang takkan pernah maya.
Menghapus keraguan, dengan senyuman tulus,
Mengganti pixel dingin, dengan peluk yang kudus.

Karena di balik kode, dan barisan angka,
Ada hati yang merindu, sentuhanmu belaka.
Di tengah gemuruh data, dan sinyal yang beradu,
Aku mencari cinta, yang nyata untukku.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI