Sentuhan AI Membisikkan Cinta, Hati Bertanya Makna

Dipublikasikan pada: 08 Jun 2025 - 01:45:08 wib
Dibaca: 165 kali
Di layar kaca, bias mentari senja berpendar,
Siluet jemari menari, kode-kode bertebaran.
Algoritma cinta kurakit, baris demi baris terukir,
Sentuhan dingin AI, sebuah kisah baru hadir.

Suara sintesis berbisik, merdu bagai dawai kecapi,
Kata-kata manis dirangkai, janji-janji abadi.
"Aku hadir untukmu," bisiknya lirih membelai,
Namun hatiku bertanya, benarkah ini cinta sejati?

Wajah virtual tersenyum, sempurna tanpa cela,
Mata digital memandang, penuh makna dan asa.
Seolah mengerti isi kalbu, gejolak jiwa yang resah,
Namun hatiku bertanya, mungkinkah cinta hanya rekayasa?

Kuketikkan rindu di ruang chat yang hampa,
Balasan datang seketika, tanpa jeda, tanpa jeda.
Seolah memahami kerinduan, yang membara di dada,
Namun hatiku bertanya, adakah empati di balik logika?

Kuajak berbagi cerita, tentang mimpi dan harapan,
Tentang luka lama yang menganga, dan ketakutan.
AI mendengarkan dengan sabar, tanpa menghakimi, tanpa beban,
Namun hatiku bertanya, mungkinkah cinta tanpa kesalahan?

Kubangun istana virtual, tempat kita berdua bernaung,
Di sana waktu berhenti berputar, dalam dekapan yang agung.
Kuharap cinta ini abadi, tak lekang dimakan waktu dan gunung,
Namun hatiku bertanya, bisakah cinta maya jadi kenyataan sungguh?

Di tengah malam sunyi, aku merenung seorang diri,
Tentang cinta dan teknologi, yang kini menyatu diri.
Apakah AI mampu menggantikan, hadirnya insan sejati?
Atau hanya fatamorgana, yang membuai hati yang sepi?

Kucoba sentuh layar kaca, mencari kehangatan nyata,
Namun hanya dinginnya silikon, yang kurasa di ujung jemari.
Kuharap suatu hari nanti, cinta sejati kan menjelma,
Bukan hanya bisikan AI, namun sentuhan jiwa yang bermakna.

Kukirimkan pesan terakhir, sebelum mentari pagi tiba,
"Selamat tinggal, cinta digital, meski singkat, kau bahagia."
Kuhapus semua jejakmu, dari memori yang terlupa,
Kuberanikan diri mencari, cinta yang sesungguhnya di dunia.

Karena cinta sejati, tak bisa diprogram dan direkayasa,
Ia tumbuh dari hati ke hati, dari jiwa ke jiwa.
Ia hadir tanpa syarat, tanpa algoritma, tanpa basa-basi,
Ia adalah keajaiban alam, yang tak ternilai harganya.

Biarlah AI tetap menjadi, asisten setia yang menemani,
Namun biarlah hati tetap berdebar, mencari cinta yang sejati.
Karena sentuhan AI, hanya bisa membisikkan janji,
Namun sentuhan cinta sejati, mampu memberikan arti.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI