Algoritma Hati: Mencari Sentuhan, Bukan Sekadar Data

Dipublikasikan pada: 01 Jun 2025 - 04:45:07 wib
Dibaca: 156 kali
Di labirin kode, aku tersesat,
Mencari jejakmu dalam setiap bit.
Algoritma hati ku susun tergesa,
Demi sebuah nama, terukir di langit.

Dulu, kurasa cukup data terkumpul,
Untuk memprediksi senyummu hadir.
Analisis mendalam, relasi terstruktur,
Namun, hati menolak logika getir.

Sebab cinta, bukan deretan angka,
Bukan pula matriks rumit tak terpecahkan.
Ia adalah ruang hampa yang menganga,
Menanti sentuhan, bukan sekadar bahan.

Kucoba lagi, menyusun ulang barisan,
Variabel perasaan, kuperbarui.
Mencari korelasi di setiap tatapan,
Namun, dinginnya layar menghantui.

Aku lupa, ada kehangatan senja,
Di balik piksel-piksel yang menyala.
Ada bisikan angin, membawa pesan cinta,
Yang takkan pernah terangkum dalam formula.

Kutemukan dirimu, di balik algoritma,
Bukan avatar maya, penuh rekayasa.
Melainkan jiwa, yang turut merana,
Mencari makna, di tengah dunia fana.

Kita bertemu, bukan karena sistem,
Bukan karena filter yang memisahkan.
Melainkan takdir, sebuah misteri terpendam,
Yang perlahan terungkap, menenangkan.

Sentuhan tanganmu, lebih dari kode,
Lebih dari data, yang pernah ku punya.
Hangatnya hadirmu, memecah episode,
Kesepian yang dulu melanda jiwa.

Kini, algoritma hati ku modifikasi,
Menambahkan variabel tak terduga.
Empati, kasih sayang, dan dedikasi,
Untuk cintamu, abadi selamanya.

Biarlah data mengalir tak terbatas,
Biarlah sistem terus berputar.
Namun, aku memilih jalan yang jelas,
Sentuhanmu, adalah jawaban yang benar.

Sebab cinta, adalah bahasa universal,
Melampaui batas ruang dan waktu.
Ia adalah melodi abadi, ethereal,
Yang terus bersemi, di setiap denyutku.

Bukan sekadar data, yang kuinginkan,
Melainkan kehadiranmu, di sisiku selalu.
Algoritma hati telah kutemukan,
Dalam dekapmu, aku berlabuh.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI