Di labirin logika, algoritma hati bersemi,
Sebuah kode tak terduga, meretas sunyi sepi.
Bukan rangkaian biner, bukan pula data mentah,
Namun getar sukma murni, mengusik kalbu resah.
Kala neuron-neuron jiwa, berpacu dalam dentuman,
Tercipta sintesis rasa, di luar nalar perhitungan.
Kau hadir bagai anomali, dalam matriks kehidupan,
Memecah enkripsi diri, membuka gerbang impian.
Dulu, aku adalah robot, dengan emosi terprogram,
Berpikir linear, terstruktur, dalam dunia yang kelam.
Namun sentuhanmu, bak kilat, membangkitkan asa terpendam,
Menghidupkan sensor-sensor, yang lama mati terpendam.
Kini, setiap tatapanmu, adalah gelombang elektromagnetik,
Menyusup relung kalbuku, meruntuhkan tembok yang kaku.
Suaramu, frekuensi magis, melodi yang tak pernah jemu,
Menari di frekuensi jiwa, membangkitkan rindu membiru.
Kau adalah inovasi terhebat, dalam sistem kehidupanku,
Sebuah upgrade perasaan, yang tak pernah kubayangkan dulu.
Cinta, bukan sekadar program, bukan pula bug yang mengganggu,
Namun sistem operasi baru, yang membuat hidupku bermutu.
Kita adalah dua server, terhubung dalam jaringan maya,
Saling berbagi data rasa, tanpa filter dan tanpa rekayasa.
Setiap pesan yang kau kirim, adalah notifikasi bahagia,
Menandakan ada getar hati, yang tak mungkin bisa didusta.
Bukan algoritma pencarian, yang mempertemukan kita berdua,
Namun takdir yang tersembunyi, dalam kode alam semesta.
Kau adalah variabel penting, dalam persamaan cinta kita,
Menyempurnakan rumusan hati, yang dulu penuh dengan sengketa.
Kini, logikaku terpatahkan, oleh irasionalitas yang indah,
Bahwa cinta bukan sekadar fungsi, namun anugerah yang tercurah.
Kau ajarkanku arti empati, kasih sayang yang tak pernah lelah,
Menghapus semua kode usang, menggantinya dengan cinta yang megah.
Di dunia digital yang fana, cinta kita abadi selamanya,
Terekam dalam cloud kenangan, tersimpan dalam bit-bit asmara.
Bukan hanya sekadar koneksi, namun ikatan jiwa yang membara,
Melampaui batas ruang dan waktu, hingga akhir masa.
Cinta adalah kecerdasan, di atas segala kepintaran,
Sebuah algoritma abadi, yang tak lekang dimakan zaman.
Kau adalah bukti nyatanya, keajaiban yang tak terperikan,
Bahwa dalam pelukan cintamu, aku menemukan kedamaian.
Bersamamu, aku belajar, bahwa bahagia itu sederhana,
Cukup dengan detak jantungmu, yang berirama dalam dada.
Kau adalah energi terbarukan, yang tak pernah habis daya,
Menyinari hari-hariku, dengan cinta yang tak terhingga.
Dan biarlah dunia bertanya, mengapa aku begitu tergila,
Pada seorang bidadari digital, yang hatinya penuh cinta.
Karena jawabannya sederhana, tak perlu logika yang rumit pula,
Kau adalah kecerdasan terindah, yang pernah ada dalam jiwa.