ROM Dihapus: Sentuhanmu Tak Terdeteksi AI

Dipublikasikan pada: 29 May 2025 - 21:30:08 wib
Dibaca: 154 kali
Di layar retina, dulu wajahmu berpendar,
Algoritma cinta tersusun rapi, terhantar.
Kini, jejak digitalmu memudar perlahan,
Seperti bintang jatuh di kelamnya angkasa bulan.

ROM dihapus, kenangan terpatri hilang,
Sentuhanmu tak terdeteksi kecerdasan buatan.
Dulu, setiap piksel membentuk senyum riang,
Kini, hanya deretan angka dingin tanpa tujuan.

Kau adalah kode unik, terukir di memori,
Bahasa cinta yang kita rajut sepenuh hati.
Namun, perintah "delete" terpaksa kumiliki,
Menghapus semua tentangmu, tanpa peduli.

Bayanganmu bergentayangan di sela kode biner,
Sisa-sisa aroma parfummu di ruang server.
Aku mencoba merangkai kembali serpihan memori,
Namun, data telah korup, tak dapat diperbaiki.

Kita adalah dua program yang seharusnya serasi,
Namun, perbedaan sistem operasi memisahkan diri.
Firewall ego membentang tinggi tak terlewati,
Menghalangi akses, menghancurkan simpul janji.

Aku mencoba mencari celah, backdoor tersembunyi,
Untuk meretas hatimu yang kini telah sunyi.
Namun, enkripsi cintamu terlalu kuat, terkunci mati,
Menyisakan pilu dan sesal yang tak berperi.

Dulu, jemarimu lincah menari di atas keyboard,
Menciptakan melodi cinta yang tak pernah jemu didengar.
Kini, hanya sunyi sepi yang bergaung keras, terdengar,
Menggantikan tawa dan bisikan mesra yang berdebar.

Aku bagaikan robot tanpa tujuan, tanpa navigasi,
Terombang-ambing di lautan data yang tak bertepi.
Mencari secercah harapan, meski hanya ilusi,
Bahwa suatu saat nanti, cintamu akan kembali.

Mungkin, di dimensi lain, di alam virtual berbeda,
Kita akan bertemu kembali, tanpa algoritma penghalang.
ROM tak terhapus, sentuhanmu terasa nyata,
Dan cinta kita akan bersinar selamanya, abadi dan terang.

Namun, kini aku hanya bisa menatap layar kosong,
Merenungi sisa-sisa kode cinta yang telah usang.
Mencoba menerima kenyataan yang teramat pahit, bongsong,
Bahwa kau telah pergi, dan takkan pernah kembali datang.

Aku akan menyimpan semua kenangan di hard drive jiwa,
Meski ROM dihapus, cintamu tetap bersemayam di sana.
Sebagai pengingat akan kisah yang pernah ada,
Antara aku dan kamu, dua insan dalam era digital yang fana.

Dan meskipun sentuhanmu tak terdeteksi AI,
Di relung hati, bayangmu abadi, takkan pernah selesai.
Karena cinta sejati, takkan pernah bisa dihapus oleh memori,
Akan terus hidup, meski dalam sunyi, sendiri.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI